Pengelola Pasar Pramuka Tawari BPOM Buka Kantor Pengawasan
- VIVA.co.id/ Anwar Sadat
VIVA.co.id – Kepala Pasar Pramuka Ajie Ruslan menawarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk membuka kantor pengawasan di pasar tersebut.
Menurut Ruslan, ide itu muncul setelah mencuat kasus temuan penjualan obat kedaluwarsa di pasar tersebut.
"Jadi, ke depan kami akan fasilitasi BPOM untuk punya kantor di sini. Kalau perlu di tengah (para pedagang) atau di samping kami," katanya di Pasar Pramuka, Matraman Jakarta Timur, Jumat, 9 September 2016.
Ide itu sudah ia sampaikan ke BPOM dan mendapatkan respons positif. Namun, ia belum tahu kapan usulan tersebut akan direalisasikan. Sejauh ini, dia masih menunggu langkah BPOM.
"Banyak juga manfaat positifnya. Jadi kalau BPOM berkantor di sini, dalam penyelidikan jangkauannya jadi lebih dekat kan," ujarnya.
Saat ini, Ruslan mengatakan, terdapat 403 apotek rakyat dan penjual alat kesehatan (alkes) di Pasar Pramuka. Menurutnya, peran pengawasan obat ada pada BPOM. Sementara sebagai pengelola, pihaknya hanya bersifat mengimbau agar pemilik obat tidak melanggar aturan dalam berjualan.
"Kami sifatnya mengimbau atau menyurati saja seperti masalah keamanan pasar, kebersihan, dan masalah tempat usaha," ujarnya.
Sebelumnya, polisi dan BPOM Provinsi DKI Jakarta menemukan obat kedaluwarsa dalam razia di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Rabu, 7 September 2016. Akibatnya, enam toko yang kedapatan menjual produk tersebut langsung disegel petugas PD Pasar Jaya, Dinas Kesehatan DKI, dan BPOM DKI Jakarta. (ase)