Pemprov DKI Minta Pengamat Politik Tak Bikin Gaduh

Balai Kota DKI Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Fajar GM

VIVA.co.id – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta, Ratiyono, mengimbau agar pengamat politik tidak mengeluarkan pernyataan provokatif jelang Pemilihan Kepala Daerah di Ibu Kota pada 2017. Dikhawatirkan, pernyataan provokatif mereka dapat memicu konflik horizontal di masyarakat, yang tidak memahami konteks pernyataan secara utuh.

"Jadi pengamat politik agar menyampaikan dengan bahasa yang baik. Jangan membuat gaduh. Apalagi berpolemik," ujar Ratiyono di Balai Kota, Jakarta, 31 Agustus 2016.

Ratiyono menyebut seorang pengamat politik harus bisa memilih dan memilah kata yang baik. Menurut dia, saat ini ada beberapa pengamat politik yang teknik bicaranya membuat gaduh. "Mungkin niatnya agar dinamika bagus, tapi akhirnya banyak yang terprovokasi," tambahnya.

Selain itu, Ratiyono juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing isu provokatif, jelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Pesta demokrasi, lanjut dia, harusnya disongsong dengan semangat perdamaian, bukan perpecahan diantara masyarakat.

"Begini, kita berharap kepada masyarakat jangan mudah terprovokasi jangan mudah terpecah belah kalau ada permainan dari orang yang tidak bertanggung jawab, sengaja mengadu domba. Sengaja membuat keributan. Jangan terpancing," kata dia.

Jika ditemukan pelanggaran, dia menghimbau agar masyarakat melapor kepada pihak berwajib dan tidak main hakim sendiri. Menurut dia, setiap permasalahan harus dilokalisir dan kemudian aparat penegak hukum harus melakukan penindakan.

"Nah sekarang dengan kondisi semakin hangat, dinamika politik, harusnya membuat bahagia. Pesta kan harus senang. Masa pesta kok malah sedih. Yang penting jangan destruktif," tandas dia.

Kesbangpol menyampaikan himbauan itu menyusul semakin rawannya terjadi gesekan antar masyarakat jelang Pilkada DKI Jakarta. Apalagi, baru baru ini, seorang pria bernama Andrew Budi Kusuma mengaku menjadi korban pemukulan di Bus TransJakarta yang ditumpanginya. Dikutip dari akun Facebook Andrew Budi Kusuma, Selasa, 30 Agustus 2016, Andrew menceritakan peristiwa terjadi Jumat, 26 Agustus 2016. Saat itu, Andrew naik Bus TransJakarta Koridor IX yang mengarah Pluit dari Halte Kuningan Barat pada pukul 20.30 WIB.

Andrew mengatakan, para pemukul sempat menyebutnya dengan nama panggilan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Ahok, sebelum memukulinya.

"Saya baru saja mengalami musibah yang sial sekali. Saya baru saja dikeroyok oleh sekelompok orang sekitar 3-4 orang yang sebagian memakai baju batik dari halte semanggi dan diprovoke dengan hujatan 'Ahok Ahok, lu Ahok ya'," tulis Andrew.

 

(ren)