Waspada, Hujan Petir Selimuti Jakarta Sore dan Malam Ini
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika kembali menerbitkan peringatan dini prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, Selasa petang, 30 Agustus 2016.
Dalam peringatan yang dirilis pada pukul 16.30 WIB itu, BMKG menyebut wilayah Jabodetabek akan diselimuti hujan dari intensitas sedang hingga lebat. Langit juga akan diwarnai dengan kilat atau petir.
"Masih terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat/petir pada pukul 16.30 WIB di Kramat Jati, Pejaten Timur, Cipayung, Ciracas, Pasar Rebo, Jagakarsa, Pasar Minggu, Pancoran, Halim, Mampang, Cilandak, Pondok Cabe, Setiabudi, Gunung Putri, Citeureup, Hambalang, Tajur, Pabuaran, dan sekitarnya," tulis BMKG dalam situs resminya.
Kondisi itu diperkirakan akan berlangsung hingga malam hari dan memiliki kecenderungan meluas. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 19.30 WIB dan meluas ke wilayah Gambir, Senen, Kemayoran, Cempaka Putih, Menteng, Kebayoran, Pesanggrahan, Cilandak, Kebagusan, Gandul, Ciputat, Pondok Aren, Serpong, Setu, Pamulang, Tapos, Depok, Limo, Beji, Bojongsri, Sawangan, Pancoran Mas, dan sekitarnya.
Tahun ini, BMKG mencatat kondisi musim di Indonesia akan mengalami kondisi kemarau basah atau wet spell. Di Indonesia juga akan mengalami anomali suhu muka air laut menjadi hangat. Sehingga berdampak pada tingginya curah hujan di Sumatera dan Jawa bagian barat.
Awal musim hujan tahun 2016, diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga November. "Kita perlu meningkatkan kesiapan menghadapi musim hujan karena kondisi ini akan membawa dampak negatif dan postif ke berbagai sektor,” kata Kepala BMKG Andi Eka Sakya.
Dampak positifnya yaitu, meningkatnya potensi luas tanam sawah, meningkatkan frekuensi tanam, ketersediaan air untuk pertanian dan waduk.
“Sedangkan beberapa dampak negatifnya antara lain, peningkatan potensi banjir dan longsor. Penurunan produksi kopi, tambakau, garam, tanaman buah tropika, dan tingginya gelombang mengganggu kegiatan nelayan," kata Andi. (ase)