Prabowo Tantang Ahok Gusur Wilayah Kemang

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Sumber :
  • ANTARA/Reno Esnir

VIVA.co.id – Anggota DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman mengkritik langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang hanya berani menggusur rakyat kecil, namun terkesan tak berani menyentuh kawasan elite Kemang yang berada di bantaran Kali Krukut.

Wilayah itu memang dilanda banjir setelah hujan pada Sabtu, 27 Agustus 2016 lalu. Meluapnya Kali Krukut akibat penyempitan sungai yang didirikan bangunan menjadi salah satu penyebab banjir.

"Jadi Pak Ahok jangan cuma menggusur rakyat kecil, berani tidak menertibkan bangunan di sepanjang Kali Krukut itu," ujar Prabowo kepada VIVA.co.id, Selasa, 30 Agustus 2016.

Menurutnya, wilayah Kemang dan sekitarnya merupakan daerah resapan air. Namun, wilayah yang dikenal kawasan ekspatriat itu justru telah dipenuhi oleh bangunan baik hunian maupun komersial. Sejumlah bangunan berdiri di bantaran sungai.

Untuk itu, politikus Gerindra ini meminta agar Pemprov DKI mengembalikan fungsi wilayah itu sebagai daerah hijau dan resapan air, serta mengevaluasi izin bangunan yang ada.

"Termasuk dan membebaskan lahan-lahan yang mengganggu lewatnya air. Pak Ahok jangan bicara saja, segera normalisasi Kali Krukut," tegas dia

Ahok sebelumnya mengakui banjir yang terjadi di Kemang disebabkan banyak warga yang membuat rumah persis di pinggiran kali Krukut.

"Nah, saya tak tahu bagaimana caranya mereka dapat sertifikat zaman itu, saya tak tahu," kata Ahok di Gedung Rimbawa Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Jakarta, Minggu, 28 Agustus 2016.

Awalnya, Ahok menawarkan solusi untuk mencegah banjir di kawasan tersebut, dengan memaksa untuk menutup rumah yang berada di bantaran Kali Krukut, sehingga air hujan tak mengalir terus menerus. Di samping itu, ia juga mengirim alat berat untuk untuk menggali, atau normalisasi Kali Krukut.

Persoalannya, jika dilakukan penggalian, tidak bisa digali satu hingga dua meter. Sebab, dinding rumah orang yang berada di pinggiran kali bisa roboh.

"Kalau saya gali roboh, kan kami beli tak bisa juga. Dulu kan, saya mau beli yang dua hektare yang buat apartemen. Saya pikir, kalau dua hektare kan saya bisa bikin satu waduk. Ini bisa menolong, tetapi yang punya tak mau jual. Kami tak paksa," kata Ahok. (ase)