Komnas PA Menduga Pencabulan Siswi Magang Telah Terencana
Rabu, 10 Agustus 2016 - 15:28 WIB
Sumber :
- Foe Peace - VIVA.co.id
VIVA.co.id - Arist Merdeka Sirait, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yakin, pencabulan terhadap siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Kejuruan di kantor Wali Kota Jakarta Pusat benar-benar terjadi.
Hanya saja, menurut Arist, pencabulan terhadap siswi berinisial M atau PAR itu sudah direncanakan ketiga Pegawai Negeri Sipil (PNS) Suku Dinas Pariwisata Jakarta Pusat, secara matang.
Arist mengatakan, ada beberapa bukti yang membuat dia menduga bahwa pencabulan tersebut sudah direncanakan dengan matang. Selain itu kesaksian korban yang ia dapat memperkuat dugaan bahwa pencabulan tersebut terencana.
"Dilihat dengan adanya tali, kemudian bius untuk korban dan adanya salah satu teman magang korban berinisial I yang menjadi pengawas situasi agar aman dan steril. Ini menunjukkan adanya perencanaan perkosaan terhadap korban," kata Arist dalam jumpa pers bersama ibu korban dan kedua pengacaranya di Kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu 10 Agustus 2016.
Kemudian, menurut Arist, ada keterangan yang mengatakan dua orang pelaku lain berinisial H dan Y setelah membius juga memindahkan korban ke ruangan lain. Pada ruangan itu ternyata sudah menunggu oknum PNS berinisial A yang diduga menjadi pelakunya.
"Korban bercerita, dia dibius, baunya seperti Baygon, kemudian dia diseret ke sebuah ruangan pada jam istirahat. Nah si A yang dia kenal itu ternyata sudah (menunggu) di sana," kata Arist.
Arist mengatakan, hal lainnya yang menguatkan dugaan pencabulan ini terencana yaitu, hanya ada satu buah CCTV yang jadi alat bukti. Arist mempertanyakan mengapa hanya ada satu CCTV di kantor pemerintahan tersebut. CCTV yang menjadi bukti tersebut juga hanya mengarah pada pintu lift.
"Mengapa di situ hanya ada satu CCTV, kan seharusnya di gedung pemerintahan banyak CCTV. Ini seperti sudah direncanakan," ujarnya.
Baca Juga :
Hanya saja, menurut Arist, pencabulan terhadap siswi berinisial M atau PAR itu sudah direncanakan ketiga Pegawai Negeri Sipil (PNS) Suku Dinas Pariwisata Jakarta Pusat, secara matang.
Arist mengatakan, ada beberapa bukti yang membuat dia menduga bahwa pencabulan tersebut sudah direncanakan dengan matang. Selain itu kesaksian korban yang ia dapat memperkuat dugaan bahwa pencabulan tersebut terencana.
"Dilihat dengan adanya tali, kemudian bius untuk korban dan adanya salah satu teman magang korban berinisial I yang menjadi pengawas situasi agar aman dan steril. Ini menunjukkan adanya perencanaan perkosaan terhadap korban," kata Arist dalam jumpa pers bersama ibu korban dan kedua pengacaranya di Kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu 10 Agustus 2016.
Kemudian, menurut Arist, ada keterangan yang mengatakan dua orang pelaku lain berinisial H dan Y setelah membius juga memindahkan korban ke ruangan lain. Pada ruangan itu ternyata sudah menunggu oknum PNS berinisial A yang diduga menjadi pelakunya.
"Korban bercerita, dia dibius, baunya seperti Baygon, kemudian dia diseret ke sebuah ruangan pada jam istirahat. Nah si A yang dia kenal itu ternyata sudah (menunggu) di sana," kata Arist.
Arist mengatakan, hal lainnya yang menguatkan dugaan pencabulan ini terencana yaitu, hanya ada satu buah CCTV yang jadi alat bukti. Arist mempertanyakan mengapa hanya ada satu CCTV di kantor pemerintahan tersebut. CCTV yang menjadi bukti tersebut juga hanya mengarah pada pintu lift.
"Mengapa di situ hanya ada satu CCTV, kan seharusnya di gedung pemerintahan banyak CCTV. Ini seperti sudah direncanakan," ujarnya.