Dukung Rizal Ramli Maju Pilkada, Buruh Mulai Keliling Pabrik
VIVA.co.id - Massa buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) gencar menyuarakan dukungannya kepada mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli untuk maju sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI 2017 mendatang.
Para buruh melakukan aksi mengumpulkan satu juta tanda tangan di Bundaran Pajak Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu pagi, 10 Agustus 2016. Aksi ini dilakukan untuk menunjukkan keseriusan para buruh untuk mendukung Rizal Ramli.
Pantauan di lokasi, puluhan buruh berkumpul sejak pukul 08.00 WIB. Kemudian mereka membubuhkan tanda tangan pada kain putih yang panjangnya sekitar 15 meter.
Menurut salah satu koordinator aksi, Dadang Cahyadi, aksi ini digelar untuk menunjukkan kepada Rizal Ramli bahwa para buruh benar-benar sepenuhnya mendukungnya.
"Kita berharap dengan hal ini Pak Rizal Ramli dapat termotivasi untuk maju dalam pencalonan gubernur DKI di Pilkada 2017," ujar Dadang di lokasi.
Selain itu, menurut Dadang, aksi ini juga dilakukan agar partai politik tergerak untuk turut serta mendukung Rizal Ramli. Karena bagaimanapun juga waktu pendaftaran cagub perseorangan telah ditutup. Satu-satunya jalan yaitu dengan melalui partai politik.
Dadang mengatakan, selama aksi ini digelar para masa buruh telah berhasil mengumpulkan lebih dari 2.000 tanda tangan. Untuk terus menambah dukungan, aksi sejuta tanda tangan tersebut juga rencananya akan digelar di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung, Jakarta Timur, sore nanti.
"Kita akan terus lakukan aksi ini sampai RR (Rizal Ramli) mau maju, dan sampai ada partai pengusungnya," ujar Dadang.
Dalam proses pengumpulan tanda tangan, lanjut Dadang, mereka tak menggunakan pengeras suara atau meneriaki para buruh untuk tanda tangan. "Mereka sadar sendiri, begitu liat dukungan untuk rizal ramli langsung minggir dan tanda tangan," ujarnya.
Buruh berharap Rizal Ramli mau maju dalam pencalonan sebagai gubernur. Karena Rizal Ramli dianggap lebih mementingkan rakyat kecil.
"Kalau Ahok kita liat kinerjanya sudah tidak lagi pro terhadap rakyat kecil. Kita mencari pemimpin yang pro terhadap rakyat."
(mus)