Terminal 3 Beroperasi, Proyek Kereta Bandara Soetta Dikebut

Aktivitas sejumlah calon penumpang di Terminal 3 Baru di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten,
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id - PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus mengebut proyek pembangunan jalur kereta api menuju Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan transportasi massal yang terintegrasi antar moda transportasi  antara angkutan umum, kereta api dan pesawat, terutama usai dioperasikannya Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.

Senior Manajer Humas PT KAI  Daop 1 Jakarta, Bambang S Prayitno mengatakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kota Tangerang dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Railink sebagai operator, terus secara bertahap membangun sarana dan prasarana transportasi yang terintergrasi ini dengan jarak tempuh sekira 37,65 kilometer.

Proyek pembangunan jalur kereta api akan dimulai dari Stasiun Manggarai sampai dengan Stasiun Batu Ceper dan berakhir di Bandara Soetta, ada enam lokasi stasiun yang akan dikembangkan terkait dengan proyek KA Bandara ini, seperti Stasiun Manggarai, Sudirman Baru, Tanah Abang, Duri, Batuceper dan Stasiun di Bandara Soetta.

Sementara jalur KA eksisting yang digunakan mulai dari stasiun Manggarai sampai Batu Ceper dan pembangunan jalur KA baru dua jalur alias double track mulai Batu Ceper sampai dengan stasiun di Bandara Soetta (M1) sepanjang 12,3 kilometer dan rincian luasan milik masyarakat 150.069 meter persegi (452 bidang), milik PT Angkasa Pura 94.826 meter persegi (22 bidang) dan fasilitas umum 8.054 meter persegi (52 bidang) dan total ada 867 bidang lahan yang dibutuhkan untuk  pembangunan jalur ini.

"Hingga yang sudah proses ganti rugi per tanggal 28 Juli adalah 252.949 meter persegi atau 68,1 persen,  dari luasan keseluruhan yg dibutuhkan yaitu total 371.413 meter persegi atau 867 bidang," kata Bambang, Rabu 10 Agustus 2016.

Di samping proses pengadaan tanah, pihak terkait juga terus melakukan proses lain seperti pembongkaran bangunan atau rumah yang sudah pembebasan dengan pembayaran ganti rugi, proses konstruksi jalan Rel berada di kawasan Bandara (M1), jembatan, serta proses pembangunan Stasiun Sudirman Baru dan renovasi Stasiun Duri

"KA bandara merupakan kepentingan nasional yang memerlukan dukungan semua elemen masyarakat dan instansi terkait demi terciptanya sistem transportasi nasional masa depan yang terintegrasi," katanya.

Bambang menjelaskan, pengembangan KA bandara merupakan catatan sejarah pengembangan transportasi nasional untuk terus memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman.

"Kebutuhan masyarakat akan moda transportasi alternatif sangat diperlukan dikarenakan tingkat pertumbuhan transportasi darat lainnya yang semakin padat. Sementara akses yang bisa ditempuh menuju bandara saat ini hanya melalui jalan raya dan jalan tol," kata Bambang.

PT KAI melalui PT Railink sebagai operator KA Bandara yang akan mengoperasikannya dengan rencana 10 train set KA khusus, dan masing-masing train set terdiri 6 kereta atau gerbong dengan jumlah seat 272. Dan jumlah kapasitas angkut 33.728 per harinya.

Terkait dengan pembuatan jalur baru dari stasiun Batu Ceper sampai dengan M1 Bandara Soetta, untuk proses pengadaan tanah yakni tim yang terdiri unsur Pemerintah Provinsi Banten, Pemkot Tangerang PT.KAI, BPN, dan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) independen serta aparat kewilayahan TNI, Kejaksan, Kepolisian, sementara untuk melakukan pembayaran melalui kerja sama bank dengan uang elektronik seperti BRI, BNI, Mandiri dan BCA.