Pencabulan Siswi Magang di Kantor Wali Kota Direncanakan

Hebert Aritonang (kiri), kuasa hukum siswi magang korban pencabulan.
Sumber :
  • Foe Peace

VIVA.co.id - Hebert Aritonang, kuasa hukum PAR, siswi SMK magang yang menjadi korban pencabulan beberapa oknum PNS Dinas Pariwisata di kantor Walikota Jakarta Pusat, mamastikan apa yang menimpa kliennya sudah direncanakan dengan matang.

"Sudah ada rencana. Ada seseorang melihat situasi kosong. Korban juga curiga kok satu dari mereka (diduga pelaku H, Y, A) ini memeriksa ruangan sepi. Ada perencanaan," ujarnya di Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu, 6 Agustus 2016.

Bahkan, atas kasus yang menimpa kliennya itu, Hebert menduga pelaku menggunakan obat bius untuk membuat korban tak sadarkan diri. Hebert menambahkan, kalau kliennya mengaku diancam dibunuh oleh pelaku.

"Kami mau investigasi. Setelah memerkosa korban, pelaku mengancam akan menghabisi nyawanya jika melapor kepada orang tua," katanya.

Namun, PAR yang ketakutan justru melaporkan kejadian ini kepada kedua orangtuanya. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polres Jakarta. Karena itu, Hebert meminta petugas memproses hukum tiga oknum PNS Dinas Pariwisata itu.

Dugaan perkosaan dipastikan Hebert karena ada bercak sperma di rok PAR. Barang bukti itu sudah diserahkan kepada penyidik untuk bahan penyelidikan dalam kasus ini.

"Ada bercak noda pelaku di rok. Ada noda itu, Barang Bukti (BB) sudah diambil, ada noda."

Kini, kondisi PAR sendiri  tengah dalam keadaan trauma. Ia kerap menangis dan ketakutan jika bertemu dengan pria yang tak dikenal.

"Kami berharap agar pelaku dapat diberi hukuman setimpal dengan perbuatannya," katanya.

Sebanyak 11 orang kini telah menjalani pemeriksaan mulai dari teman magang PRA, ibu korban, cleaning service, dan tiga orang yang diduga mencabuli PRA, yakni, H, Y, dan A. Namun kejadian ini belum dapat dipastikan.

"Karena belum ada kesesuaian keterangan antara saksi-saksi, terlapor, dan korban. Alibi terlapor saat kejadian, yang bersangkutan ada giat di luar kantor, dikuatkan saksi-saksi yang lain ini yang masih didalami," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, Sabtu, 6 Agustus 2016.