Sedang Bersepeda, Penjual Kopi Keliling Disergap Satpol PP

Satpol PP memungut dagangan tukang kopi keliling yang jatuh.
Sumber :
  • Fajar GM/VIVA.co.id

VIVA.co.id - Rohli (20 tahun), pedagang kopi keliling dengan sepeda, tiba-tiba disergap dua anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta di perempatan Jalan Kebon Sirih dan Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat, Selasa malam 2 Agustus 2016.

Rohli kala itu tengah mengayuh sepedanya yang membawa termos air panas, termos es, rokok, dan mie instan kemasan dari kontrakannya di kawasan Kwitang, menuju ke Bundaran Hotel Indonesia (HI).

"Saya mau keliling, jualan sampai ke (Bundaran) HI," ujar Rohli dengan raut muka yang masih tegang.

Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, sebuah mobil Satpol PP pada pukul 21.05 WIB terlihat melambat di perempatan dan mendekat ke trotoar utara Jalan Kebon Sirih. Sepeda yang dikemudikan Rohli baru saja masuk ke area yellow box junction perempatan.

Dua anggota Satpol PP yang turun dari mobil yang melambat tiba-tiba berlari ke arah Rohli. Melihat hal itu, Rohli berusaha mengayuh sepedanya melawan arah sekencang mungkin ke arah Utara, menuju Wisma Antara.

Pada saat itu, lampu lalu lintas kebetulan menyala merah. Sebuah mobil taksi berhenti di arah yang dituju Rohli. Dua anggota Satpol PP menyergap dari belakang, memegang papan dudukan termos es di atas sepeda Rohli.

Sepeda yang dikemudikan Rohli bergerak sempoyongan. Rohli hampir menabrak taksi yang berhenti.

Namun, dua anggota Satpol PP melepas pegangannya, ketika dagangan, galon air, dan termos es Rohli berjatuhan. Rohli akhirnya mengayuh sepedanya menuju tempat aman.

Tak lama, Rohli kembali berlari ke tempat kejadian. Pada saat itu, dua anggota Satpol PP telah meninggalkan lokasi dengan membawa barang-barang yang berjatuhan, termasuk puluhan pak rokok.

Rohli mengambil barang dagangan yang masih bergeletakan di jalan. Ia menemukan hanya tiga mie instan kemasan yang bisa diselamatkan.

Rohli mengatakan ia menderita kerugian lebih dari Rp1 juta akibat tindakan Satpol PP tersebut. Kerugian terbesar adalah hilangnya 44 pak rokok yang hendak ia jajakan.

"Rokok itu modalnya lebih dari Rp1 juta. Kalau galon sama termos, itu mungkin nilainya sekitar Rp200 ribu," ujarnya.

Namun, Rohli mengatakan, hal yang tak bisa diterimanya adalah cara anggota Satpol PP berupaya menertibkannya. Rohli tidak diterima ditertibkan. Menurutnya, Satpol PP sebenarnya hanya boleh menertibkannya bila ia mangkal, bukan sedang berada dalam perjalanan.

"Kami pedagang itu kan sebenarnya hanya tidak boleh mangkal," ungkapnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Jupan Royter mengatakan, apa yang dilakukan anak buahnya tidak benar."Tidak, itu salah," ujar Jupan.

Jupan mengatakan, selaku pimpinan, ia selalu mengingatkan bawahannya untuk bertindak humanis setiap melakukan penertiban.

"Jangan membahayakan diri sendiri dan orang lain," katanya.

Jupan berjanji menyelidiki anggotanya yang melakukan razia malam ini. Ia akan menyelidiki latar belakang tindakan dilakukan secara berlebihan hingga membahayakan.