Kronologi Lengkap Anwar Kabur dari Rutan Salemba
- Istimewa
VIVA.co.id – Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Jakarta Pusat menggelar rekonstruksi kaburnya Anwar alias Rizal, narapidana kasus pembunuhan dan pemerkosaan anak di bawah umur yang kabur Rumah Tahanan Salemba, Jakarta.
Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, Minggu, 17 Juli 2016, Anwar tiba di Rutan Salemba sekira pukul 15.00 WIB dengan dibawa oleh Unit Reserse Mobile Ditreskrimum Polda Metro. Tak hanya Anwar, dalam rekonstruksi ini, kepolisian juga menghadirkan Ade Irma Suryani, istri Anwar yang diketahui membantu pelarian dengan memberikan pakaian gamis.
Kepala Subdit Reserse Mobile (Resmob) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto, mengatakan ada 36 adegan yang sedianya diperagakan oleh Anwar dan istrinya. Adegan terdiri dari proses pertemuan Anwar bertemu dengan Ade sehari sebelum kabur.
Pelaksanaan rekontruksi dimulai pukul 15.30 WIB sampai pukul 16.15 WIB. “Kegiatan ini berjalan lancar, baik tersangka Ade Irma dan saksi dalam hal ini tersangka yang kabur, Anwar," kata Budi kepada wartawan di Rutan Salemba, Jakarta.
Bujuk istri bantu kabur
Dalam adegan pertama, yaitu pertemuan yang terjadi di Lapangan Basket Rutan Salemba, Rabu, 6 Juli 2016. Anwar menyatakan kepada Ade ingin kabur. Ia beralasan, akan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Anwar mengatakan kepada istrinya, jika dipindahkan ke Lapas itu, istrinya akan mengeluarkan banyak biaya jika menjenguk. Dalam rilis dikatakan, Ade sempat meminta Anwar untuk memikirkan niatnya.
Namun, saat itu Anwar meyakinkan istrinya untuk membeli gamis, jilbab, kacamata dan lipstik. Ade pun menuruti permintaan Anwar dan berjanji membawakan barang-barang tersebut saat menjenguk suaminya lagi, esok harinya, Kamis, 7 Juli 2016.
Sekira pukul 14.00 WIB, Kamis, 7 Juli 2016, Ade datang kembali ke Rutan Salemba, sekaligus membawa barang yang diminta Anwar. Barang itu disimpan di dalam kantong plastik yang disimpan di dalam tas milik anaknya.
Setelah melalui proses pengecekan masuk ke dalam rutan, Ade dan Anwar bertemu kembali di lapangan basket Rutan Salemba. Saat bertemu, Anwar diketahui membawa spidol berwarna biru yang disimpan di kantong bagian kanan celananya.
Setelah berbicara sekira satu jam, Anwar kemudian meminta barang yang dipesannya. Ade pun kemudian memberikan barang tersebut. Setelah menerima barang, Anwar kemudian mengenakan gamis, jilbab, kacamata, dan lipstik.
"Pada adegan ke 18, Anwar berganti pakaian di dekat lapangan basket dan berbincang dengan sang istri selama satu jam," ucapnya.
Selanjutnya>>> Cara Anwar kabur...
***
Cara Anwar kabur
Setelah berganti pakaian, Anwar kemudian menggambar cap stempel kunjungan besuk ke tangannya dengan mengenakan spidol yang dibawanya. Ia meniru gambar cap itu dengan melihat cap yang ada di tangan istrinya.
Setelah hal itu dilakukan, Anwar kemudian menggendong anaknya dan langsung mengajak Ade ke pintu keluar lapangan basket Rutan untuk melarikan diri.
Anwar, Ade, dan kedua anaknya sempat melalui pintu pengecekan sidik jari. Namun, ternyata Rutan Salemba tidak melakukan pengecekan sidik jari pertama terhadap tamu perempuan. Anwar yang kala itu berdandan seperti perempuan, akhirnya tidak melakukan pemeriksaan sidik jari dan langsung berjalan menuju pintu pemeriksaan selanjutnya.
Namun, lagi-lagi, pintu keduanya yang juga merupakan pintu pengecekan sidik jari, Anwar dan Ade berhasil lolos dan keluar rutan.
Setelah berhasil keluar, Anwar langsung menuju pangkalan Bajaj yang ada di depan rutan. Saat itu, Anwar meminta istrinya untuk berkata kepada sopir Bajaj minta diantarkan ke kawasan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta.
Selain meminta Ade untuk menyampaikan lokasi, Anwar juga meminta Ade bertanya soal harga. Saat itu, sopir Bajaj meminta harga Rp50 ribu.
Setelah terjadi kesepakatan, Anwar beserta istri dan anaknya kemudian naik ke dalam Bajaj itu menuju kawasan Kebon Kacang. Dalam perjalanan, Anwar melepas gamis dan menghapus lipstik yang sempat digunakan.
Istri wajib lapor
Budi menjelaskan, dalam rekonstruksi tersebut tidak terjadi adanya perbedaan dengan keterangan Ade dan Anwar.
Usai kabur, istri Anwar pun langsung menjalani pemeriksaan oleh aparat kepolisian. Ade Irma pun dinyatakan bersalah dengan turut membantu Anwar kabur. Ade Irma pun sudah ditetapkan tersangka oleh Polsek Cempaka Putih. Namun, dirinya tidak ditahan dan hanya wajib lapor seminggu dua kali.
Dalam pelariannya, Anwar sempat mengunjungi sejumlah tempat saudara dan beberapa kerabatnya. Namun akhirnya pelariannya berakhir di Barengkok Cina, Desa Tenjo, Jasinga, Kabupaten Bogor pada Kamis 14 Juli 2016 lalu. (ase)