Ajaib, Ribuan Mata Luput Lihat Anwar Berganti Gamis

Napi kasus pencabulan yang kabur dari Rutan Salemba resmi jadi DPO
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Seorang narapidana kasus pencabulan dan pembunuh anak, berhasil melarikan diri dari Rumah Tahanan Salemba, Jakarta, sejak Kamis, 7 Juli 2016. Hingga kini, kepolisian masih melacak keberadaannya, sampai-sampai menyelenggarakan sayembara berhadiah untuk menangkap Rizal alias Anwar bin Kiman (26 tahun).

Anwar diketahui melarikan diri menggunakan gamis dan jilbab yang dibawa istrinya, Ade Irma, saat menjenguk ke Rutan Salemba pada hari kedua Lebaran. Saat itu, pengunjung rutan memang tengah membeludak karena banyak pengunjung bersilaturahmi dengan kerabatnya yang berada di balik jeruji.

"Hari itu tercatat ada 3.800 pengunjung," ungkap Kepala Rumah Tahanan Salemba, Satrio Waluyo, dalam perbincangan dengan tvOne, Rabu, 13 Juli 2016.

Jumlah pengunjung itu masih ditambah lagi dengan 892 narapidana dan tahanan yang mendekam di Salemba. Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Rutan Salemba dibangun untuk menampung 572 narapidana dan tahanan, artinya ada kelebihan kapasitas sekitar 156 persen.

Untuk itu, saat Lebaran pihak rutan menambah personel penjaga, untuk mendukung petugas yang menjaga pos pemantau. Khusus di tempat kunjungan tahanan, ditempatkan 10 personel. "Muat tidak muat itu tempat yang kita sediakan. Di situ ada 10 petugas, kalau total 76. Ini pembedaan dari hari biasa, dan terlepas dari 26 penjaga yang ada di pos," ucapnya.

Namun ajaibnya, sekian banyak orang yang saat itu ada di ruang kunjungan, tak ada yang melihat Anwar berganti pakaian dan mengenakan gamis pemberian istrinya. Anwar baru diketahui melarikan diri saat petugas melakukan pengecekan terakhir di sore hari.

"Tidak ada sama sekali yang melihat, kita sudah periksa dan tidak ada yang melihat ganti baju," jelas Satrio.

Bahkan Anwar pun bisa dikenali mengenakan gamis, setelah salah seorang tahanan rekan sel Anwar dibawa untuk melihat rekaman kamera closed circuit television. Rekan satu sel itu mendeteksi Anwar sudah berganti pakaian setelah mengenali pakaian istrinya.

"Kita ambil salah satu warga binaan yang dekat dengan Anwar, kita perlihatkan CCTV, kemudian dia kenali istrinya karena hafal. Jadi pakaian istrinya yang dikenali, baru dari situ kita lihat Anwar gunakan gamis," ceritanya.

Dari CCTV juga bisa terlihat Anwar berhasil melenggang bebas dari pemeriksaan karena sebagai perempuan, dia tak harus melewati pemeriksaan pemindai sidik jari. Berbeda dengan laki-laki yang harus antre bergiliran untuk melewati pemeriksaan ekstra saat keluar rutan. Kebijakan ini diterapkan karena rutan ini hanya berisi laki-laki.

Pada kesempatan ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta, Endang Sudirman, mengungkapkan kejadian ini menjadi perhatian khusus bagi jajarannya. Ke depan, pihaknya juga akan mengevaluasi kasus ini dan menggelar investigasi secara internal.

"Kita akan cari, di mana kelalaian petugas. Kalau diketahui ada kerjasama, ikut membantu, kita tidak akan main-main," ancam Endang.

Dia juga mengakui, petugas luput melihat gamis dan jilbab yang dibawa Ade Irma karena melonjaknya pengunjung. Saat itu, prioritas pemeriksaan barang bawaan adalah benda yang dilarang seperti senjata tajam, narkoba, atau handphone, sehingga menganggap pakaian yang dibawa itu tak membahayakan.

"Saat keadaan seperti itu mungkin khilaf, pada saat banyaknya kunjungan seperti itu, yang penting tidak ada senjata tajam, tapi itu harus kita waspadai untuk berikutnya," ucapnya.

. Polisi berjanji akan memberikan hadiah bagi warga yang menyediakan informasi tersebut.