Polda Metro: Jangan Salahkan Petugas Terkait Rusuh Suporter
- Antara Foto/Wahyu Putro A
VIVA.co.id – Polisi membantah bentrokan yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Juni 2016, karena kurang ketatnya pengamanan dari kepolisian, jelang laga Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC. Sebab, dalam bentrokan tersebut, masih ditemukan adanya penggunaan kembang api dan petasan.
Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono menegaskan, aparat keamanan telah melakukan penjagaan ketat dan maksimal.
"Jangan menyalahkan petugas. Selama ini kami defensif, dalam artian berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan preemtive maupun preventif di lapangan. Mulai razia Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas), sortir pelanggaran bawa sajam (senjata tajam), dan petasan. Kami lakukan sweeping di pintu masuk, penggeledahan," ujar Awi di Polda Metro Jaya, Minggu, 26 Juni 2016.
Dia menjelaskan, meski upaya yang dilakukan telah maksimal, tapi, lantaran stadion yang memang sangat luas, membuat penonton yang nakal akan memanfaatkan banyak celah yang ada.
"Kenyataannya masih saja terjadi. Mereka bawa mercon. Dengan luasnya GBK itu, semua kemungkinan bisa terjadi. Dalam artian, bisa terjadi mercon dilempar dari luar. Karena GBK terbuka sekali. Selama ini, kami selalu dapat lemparan dari luar itu," ujarnya.
Awi menambahkan, polisi akan mengevaluasi terkait mengapa pada Jumat, 24 Juni 2016, masih ada petasan yang bisa masuk ke dalam stadion.
"Itu jadi bahan evaluasi. Ada kemungkinan mereka dari luar, melempar, atau dari barang bawaan perempuan. Tapi, namanya perempuan ada keterbatasan kami. Walaupun ada polwan. Kemungkinan bisa terjadi," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, bentrokan suporter sepakbola dengan aparat kepolisian terjadi Jumat, 24 Juni 2016 malam. Akibat bentrokan tersebut, ratusan suporter Persija Jakarta, yakni The Jakmania ditangkap.
Lima orang suporter dan tiga polisi mengalami luka-luka, dua mobil rusak, lima motor dibakar, serta sejumlah suporter lain mengalami sesak napas akibat gas air mata dan terinjak-injak.