Ini yang Bikin Napi LP Cipinang 'Tobat' Selama Ramadan

Kegiatan narapidana di LP Cipiang Jakarta Timur
Sumber :
  • VIVA.co.id / Anwar Sadat

VIVA.co.id – Bulan Suci Ramadan merupakan kesempatan bagi setiap umat muslim memperbaiki diri. Termasuk para umat muslim yang berada di balik jeruji besi, seperti para warga binaan di lembaga permasyarakatan (Lapas) Klas II A Narkotika, Cipinang, Jakarta Timur.

Para warga binaan yang menempati lapas ini dan beragama Islam, selama Ramadan mereka akan diberikan beberapa kegiatan tambahan, dan juga akan diberikan pendidikan pesantren kilat. Selama Ramadan, para warga binaan ini akan digembleng untuk menjadi lebih baik lagi dan menjadi insan yang bertaqwa.

"Para warga binaan di sini diberikan kegiatan pesantren kilat," kata Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan Lapas Klas II A Cipinang, Jakarta Timur,  Wahyu Susetyo ketika ditemui VIVA.co.id.

Selama siang hari, kegiatan para warga binaan itu akan diisi dengan beberapa pelajaran. Seperti belajar tata cara salat yang benar, belajar berdakwah, selain itu para warga binaan juga diajarkan pelajaran membaca alquran yaitu Tajwid.

Selain itu, para warga binaan juga diajarkan pemahaman mengenai ayat-ayat Alquran, seni membaca alquran, belajar mengenai ilmu fiqih dan juga untuk yang belum bisa baca alquran, akan diajarkan mengenai baca tulis Alquran

Selama Ramadan, para warga binaan juga akan diberikan pengetahuan mengenai tata cara beribadah, pengetahuan sejarah kebudayaan islam, diberi pelajaran aqidah dan Akhlaq, serta diberikan pengetahuan mengenai kewajiban terhadap jenazah.

"Seluruh kegiatan tersebut, dilakukan mulai dari jam 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB," kata Wahyum

Untuk sore hari, kegiatan Ramadan para warga binaanpun dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Namun kegiatan buka puasa bersama tersebut tidak setiap hari diadakan. Hanya ada beberapa kali saja.

"Kemudian di malam harinya kegiatan para warga binaan akan dilanjutkan dengan tarawih berjamaah di masjid Darussyifa," ujarnya.

Tarawih yang dilakukan di lapas ini, dilakukan secara bergiliran perblok, mengingat masjid di lapas tak mampu menampung jumlah seluruh warga binaan. Karena warga binaan yang ada mencapai 3.030, sedangkan kapasitas masjid hanya mampu menampung 500 orang. Warga binaan yang tak bisa tarawih di masjid terpaksa harus tarawih di bloknya masing-masing.

Seusai salat tarawih, kegiatan warga binaan dilanjutkan dengan pengajian alquran. Kegiatan ini akan dilakukan mulai dari solat tarawih selesai hingga pukul 22.00 WIB. Selanjutnya warga binaan akan diberikan waktu istirahat dan kemudian dibangunkan untuk makan sahur yang dilanjutkan ibadah sholat subuh.

Dari kegiatan ini, Wahyu mengatakan sudah dapat terlihat dampaknya. Terdapat beberapa warga binaan yang mengalami perubahan perilaku menjadi lebih baik. Selain itu, salah satu napi yang sebelumnya tidak dapat membaca alquran, kini dapat membaca dengan baik. Bahkan beberapa di antaranya telah menyelesaikan bacaan alquran sebanyak 30 juz atau khattam.

Salah satu warga binaan bernama Fitrah Dul Hakim (24) mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat baginya, dia menjadi banyak mengetahui tentang islam. Pemuda yang dijerat lima tahun hukuman akibat narkoba ini juga merasa mengalami perubahan sifat menjadi lebih tenang dan tidak emosional.

"Saya setiap malam ingin selalu tadarus, ingin bisa terus mengkhattamkan alquran," ujar Fitrah ketika diwawancarai VIVA.co.id di Lapas Narkotika Cipinang.

Semenjak terlibat kasus narkoba, dan dikurung dibalik jeruji besi selama hampir tiga tahun, warga binaan yang menempati blok a 116 ini hampir tidak pernah dibesuk oleh keluarganya. Tak heran hanya satu harapannya pada Idul fitri nanti. Yaitu ingin bertemu dengan keluarganya.

"Saya ingin pas lebaran ketemu orang tua saya, cium tangannya, ingin ketemu saudara-saudara saya. Saya jarang sekali dijenguk, ingin ketemu, ingin minta maaf sama mereka, saya udah buat malu mereka, ingin minta maaf" ujar Fitrah sambil menitikan air mata.

(ren)