Komnas PA: Tak Mungkin USG Bayi Kembar Hilang di RSHJ Salah

Hasil Ultrasonografi atau USG Raudiah Elva Ningsih dari RSUD Budhi Asih.
Sumber :
  • Anwar Sadat

VIVA.co.id – Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan, kecil kemungkinan terjadi kesalahan rekam pada hasil Ultrasonografi (USG) tim medis terhadap kandungan ibu yang kehilangan satu bayi kembarnya, usai bersalin di Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ), Cakung, Jakarta Timur.

"Kemungkinan itu (tidak hamil kembar) tipis sekali. Karena, ada dua dokter ahli USG, bukan dokter umum loh, yang menyatakan kalau ibu ini 'gemelli'. Itu juga bukan hanya sebatas dokumen semata, tetapi ada gambar (USG). Baik dari puskesmas maupun di Rumah Sakit Budhi Asih. Kemudian konsultasi pribadi di RS tersebut juga menyatakan 'gemelli',” kata Arist, Kamis 16 Juni 2016.

Menurut Arist, keluarga Raudiah juga punya gen yang hamil kembar. Maka dari itu, kejadian ini menurutnya, menjadi pertanyaan besar apa yang terjadi sebenarnya.

"Kalau dia mengatakan ari-ari, ada dua USG, dan pengalaman gen. Kalau memang betul-betul enggak kembar, kenapa informasi yang diberikan enggak cukup," ujar Arist.

Komnas PA menyatakan, sudah melayangkan surat untuk bertemu bersama keluarga dengan pihak RSHJ. Tetapi, sampai saat ini Komnas PA belum mendapat tanggapan dari RSHJ.

"Kita tunggu sampai hari Senin. Kalau belum ada jawaban juga, kita dan keluarga akan mendatangi RSHJ dan akan mengawal kasus ini," kata Arist.

Seperti diberitakan sebelumnya, Raudiah mengadukan kasus dugaan hilangnya satu dari dua bayi kembarnya ke kantor Komnas PA, Rabu 15 Juni 2016.

Raudiah yang punya bukti hasil pemeriksaan USG dari Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu, USG Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, termasuk RSHJ, menyatakan ia hamil ‘gemelli’ (kembar). Tapi setelah operasi sesar, ia kaget karena hanya menerima satu bayi.

Pihak rumah sakit, menurutnya, menyatakan bahwa ia memang hanya punya satu bayi. Namun, saat mencoba bertanya, Raudiah mengaku dimarahi dan dimaki salah satu asisten dokter.

Menurutnya, Dokter dan pejabat rumah sakit malah mengancam akan menuntut balik bila membawa masalah tersebut ke hukum. Kini, Raudiah mendapat pendampingan atas kasusnya dari Komnas PA.
 (asp)