Razia Warung Makan, Wanita Emas: Diskriminasi Orang Tertentu

Calon gubernur DKI Jakarta Hasnaeni Moein (baju putih)
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad

VIVA.co.id – Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Hasnaeni Moein mengemukakan, saat Ramadan memang perlu ada toleransi dengan cara saling menghormati. Namun, razia warung makan tidak tepat dilakukan, lantaran tidak semua warga negara Indonesia melaksanakan ibadah puasa.

"Orang Indonesia kan beragam agama. Tidak semua orang beragama Islam. Orang Islam pun tidak semua puasa, seperti wanita yang berhalangan, sakit, musafir," ujar Hasnaeni, yang akrab disapa Wanita Emas, saat Pameran IPEMI Ramadan Fair 2016 di kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa 14 Juni 2016.

Dia melanjutkan, "Kan orang butuh makanan. Itu kan mendiskriminasikan orang tertentu (kalau menutup tempat makan). Orang mau nyari makan, nyari ke mana."

Jika razia dilakukan, kata dia, tidak boleh terlalu berlebihan. "Kalau menurut saya sih, kalau mau razia harusnya sepantasnya," kata Hasnaeni.

Meski razia itu sesuai peraturan daerah (perda), menurut kader Partai Demokrat ini, razia mestinya tidak dilakukan secara berlebihan, sampai menyita makanan yang dijual pemilik warung makan. "Jangan mengambil makanan seseorang. Misal, kalau mereka melanggar, ya suruh tutup pakai kain," ujarnya.

Sebelumnya, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Serang merazia pemilik rumah makan yang berjualan saat Ramadan. Tindakan petugas itu berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan, dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat.

Namun, tindakan Satpol PP Serang saat menyita makanan milik Saeni, pemilik warung makan di Jalan Cikepuh, Kota Serang, Banten, mendapat kecaman sejumlah pihak. (asp)