Warga yang Cegat Ahok Pernah Diusir dari Muara Baru
- Fajar GM - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan, ratusan Kepala Keluarga (KK), yang menghuni Kampung Baru Muara Angke, Jakarta Utara, merupakan bekas warga permukiman liar Muara Baru.
Pemerintah sempat melakukan penertiban permukiman liar Muara Baru pada tahun 2013. Namun, tidak semua keluarga berkenan direlokasi ke rumah susun. Mereka malah memilih pindah semakin ke arah utara dan mendirikan hunian liar lagi, hingga ke tepi-tepi daratan.
"Tahun 2013, sewaktu kita mau bangun (Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke), sudah pernah kita usir. Mereka yang datang ke rumah Pak Jokowi (sewaktu menjadi Gubernur DKI) yang dia demo itu," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI, Jum'at, 10 Juni 2016.
Penertiban kali ini akan dilakukan, karena mereka tetap menggunakan lahan yang bukan milik mereka untuk mendirikan hunian.
Ahok mengatakan, lahan yang ditempati kali ini adalah milik Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI. "Mereka buka lahan lagi, nancap di depan laut (mendirikan bangunan)," ujar Ahok.
Sebelumnya, sembilan warga Kampung Baru Muara Angke yang juga tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), mencegat Ahok di Balai Kota DKI, Kamis, 9 Juni 2016. Mereka memprotes rencana pemerintah yang akan kembali melakukan penertiban.
Eni Rochayati (42 tahun), yang mengaku sebagai Koordinator JRMK, mengeluhkan ketidakjelasan rumah susun sebagai tempat relokasi. "Katanya sedang mau dibangun. Kita enggak tahu mau ke mana," ujar Eni.
Ahok membantah ketiadaan rusun. Ia menjelaskan, warga pertama-tama akan disebar ke banyak rusun sambil menunggu pembangunan tujuh tower di kompleks Rusun Muara Baru selesai. Warga nantinya akan dipindahkan ke sana.
Sementara, penertiban harus dilakukan dalam waktu dekat karena mengejar tenggat waktu penyelesaian proyek tanggul laut 3,8 meter untuk mencegah banjir rob.
"Tanggul mau dibangun. Kalau enggak (ditertibkan), enggak selesai enam bulan. Ya mau enggak mau warga harus pindah," ujar Ahok.