Polisi Usut Misteri Hilangnya Cuping Hidung Jenazah di RSUD
VIVA.co.id – Kepolisian Daerah DIY, akhirnya turun tangan menyelidiki misteri hilangnya cuping hidung jenazah seorang pasien yang meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati, Bantul.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda DIY, Kombes Pol Antonius Pujianto, mengatakan penyidik saat ini tengah mengumpulkan keterangan dari para saksi, termasuk ahli fotografi untuk mengungkap hilangnya cuping hidung bagian kiri almarhumah pasien bernama Wakiyah.
"Kita meminta keterangan dari rumah sakit, saksi-saksi dari pihak pelapor atau keluarga dan tetangga yang mengetahui kondisi jenazah terakhir kalinya. Di sisi lain karena alat buktinya hanya sebuah foto maka kita juga harus memastikan keaslian foto tersebut," katanya, Jumat 20 Mei 2016.
Antonius mengatakan, kepolisian tidak mungkin autopsi pada jenazah karena kejadian sudah lama, sehingga kondisi jenazah dipastikan sudah rusak. Pihaknya kata Antonius, juga telah melakukan pra rekontruksi di rumah sakit, mulai dari bangsal hingga sampai kamar jenazah. Namun belum sampai ke pengiriman jenazah ke rumah duka.
"Petunjuk-petunjuk lain juga masih dikumpulkan oleh penyidik," katanya.
Sebelumnya diketahui, kuasa hukum keluarga almarhumah Wakiyah, Retna Susanti dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH), organ tubuh Wakiyah diduga dicuri pada 30 Januari 2016, setelah Wakiyah dinyatakan meninggal sekitar pukul 04.00 WIB, setelah tiga hari dirawat di rumah sakit.
"Pihak rumah sakit menawarkan untuk memandikan dan mengkafani almarhumah namun ditolak oleh pihak keluarga,"kata Retna, Kamis 19 Mei 2016.
Retna menjelaskan, bagian hidung Wakiyah diketahui telah raib saat jenazah akan dimandikan keluarga usai dipulangkan dari rumah sakit ke rumah duka di Dusun Jlagaran, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.
"Sesampai di rumah duka jenazah akan dimandikan, warga terkejut karena organ hidung sebelah kiri sudah hilang. Atas permintaan Pak RT maka didokumentasikan. Setelah dimandikan maka jenazah dimakamkan," katanya.
Pada tanggal 9 Februari 2016 anak almarhumah, yakni Purwanti menanyakan kondisi jenazah ke pihak rumah sakit . Namun pihak rumah sakit tidak memberikan penjelasan yang rasional meski sudah dibawakan foto kondisi hidung bagian kiri yang hilang.
"Karena tidak ada penjelasan dan justru semacam mengintimidasi sehingga tida ada solusi kongkret dan akhirnya diselesaikan secara hukum," katanya.