Nenek Bermukena Tewas, Perhiasan Hingga Ponsel Rusak Raib

Suasana di rumah duka Sumyati, pedagang jamu, yang ditemukan tewas di rumahnya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Motif di balik tewasnya nenek Suyamti (74), warga RT 4/3, Cisalak, Sukmajaya, Depok, mulai terkuak. Pelaku tega menghabisi nyawa pedagang jamu itu, diduga lantaran ingin merampas perhiasan emas korban. 

Tak hanya perhiasan. Pelaku juga diyakini merampas uang dan telepon seluler (ponsel) rusak milik korban. "Iya, perhiasan yang biasa ibu pakai enggak ada. Uang dan HP (hand phone) juga hilang. Lemari diacak-acak," ujar Agung (30), anak bungsu korban, saat ditemui di rumah duka, Selasa 10 Mei 2016. 

Keluarga berharap, polisi bisa segera meringkus pelakunya. "Semoga bisa cepat tertangkap dan dapat hukuman berat (pelakunya)," kata Suripto, menantu korban. 

Sejak kemarin malam hingga hari ini, rumah Mbah Suyamti, yang dikenal sebagai pedagang jamu keliling, ramai dipadati warga yang ingin menggelar pengajian dan mendoakan korban. Isak tangis keluarga pun mengiringi lantunan doa yang dibacakan sejumlah pelayat.

Rencananya, jasad korban akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Juanda, Depok. 
       
Kematian korban yang biasa disapa Mbah Agung ini terbilang keji. Pelaku diduga tega menghabisi nyawa korban, saat tengah salat. Itu terlihat dari kondisi korban yang masih mengenakan mukena, saat ditemukan terbujur kaku. Korban ditemukan dalam kondisi muka terikat kain sarung dan ditumpuk kasur. Nenek Suyamti tewas diduga akibat dibekap pelaku.

Jasad korban pertama kali diketahui oleh Yulianti, tetangga di sebelah rumah korban, Senin sore, 9 Mei 2016. Saat itu, dia curiga, lantaran air di rumah korban terus menyala sejak siang hari. 

Ketika memeriksa korban, Yulianti menegaskan, dia tidak seorang diri. Ia mengaku ditemani warga lainnya bernama Uripto. "Pas kami temukan, sudah tergeletak di kamar. Kami kaget dan enggak menyangka sama sekali," ujar Yulianti.
 
Meski ada tanda-tanda dugaan penganiayaan, namun polisi tidak ingin gegabah dalam mengambil kesimpulan. "Untuk memastikannya, tim iden (identifikasi) masih melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Apakah, ini korban pembunuhan atau bukan, kita tunggu hasil autopsi," kata Kapolsek Sukmajaya, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Supriyadi.

Ketika ditanyakan kemungkinan ada motif perampokan di balik kasus ini, Supriyadi mengaku belum bisa memberi keterangan secara detail. "Kasusnya masih harus kami dalami. Masih kita selidiki dulu kemungkinan-kemungkinannya." (asp)