Ahok Tak Tahu Sensus Ekonomi Berbuah Isu Penculikan Anak

Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Sensus Ekonomi, yang saat ini sedang diselenggarakan pemerintah, tak dipungkiri bisa dimanfaatkan orang yang berniat jahat, dengan berpura-pura menjadi petugas, kemudian malah melakukan kejahatan seperti menghipnotis warga dan melakukan pencurian saat mereka mendatangi rumah warga yang mengira akan disensus.

"Saya enggak tahu (mengapa) kayak begitu bisa terjadi," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI, Senin, 9 Mei 2016.

Meski demikian, Ahok mengatakan, warga DKI menurutnya tidak perlu merasa paranoid bila didatangi orang yang mengaku petugas sensus.

Sensus Ekonomi bertujuan untuk mengumpulkan data usaha warga agar pemerintah bisa menentukan tindakan yang benar untuk membuat roda ekonomi negara berputar dengan lebih baik, seperti memberi bantuan kredit.

Setiap petugas sensus, membawa identitas resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang bila diteliti dengan jeli, bisa diketahui keasliannya. Bila warga tetap merasa curiga, warga bisa menghubungi petugas Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) setempat.

Pemerintah Provinsi DKI telah meminta BPS agar setiap tindakan sensus dilakukan dengan berkoordinasi dengan pengurus RT/RW terlebih dahulu. "Di RT/RW, bisa dicek namanya (petugas sensus) siapa," ujar Ahok.

Sebelumnya melalui grup percakapan, beredar pesan yang meminta warga agar mewaspadai kedatangan petugas Sensus Ekonomi. Pesan yang diketahui siapa penyebarnya itu menyampaikan, petugas, akan meminta warga mengisi formulir. Pada saat mengisi, warga akan dibuat tak sadarkan diri. Pada saat itu, petugas palsu akan mencuri barang-barang, bahkan menculik anak kecil.

"Pastikan info ini dishare ke group2 lain disamping beri tahu sanak saudara terutama or-tu, anak kecil di rmh agar waspada terhadap modus kejahatan baru ini !!!," demikian kutipan dari pesan.

Ahok beranggapan, penyebaran pesan yang belum dikonfirmasi kebenarannya itu, sekedar upaya dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk membuat tujuan pemerintah melakukan sensus tak tercapai.

"Saya kira itu gerakan orang untuk membatalkan tujuan sensus mendapat data," ujar Ahok.