Dituding soal Geng Golf, Ini Reaksi Wali Kota Rustam
- VIVA.co.id/ Danar Dono
VIVA.co.id – Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi menyatakan, pihaknya terkadang suka main golf. Namun, dia tidak paham soal Geng Golf yang dituduhkan kepadanya.
"Saya memang main golf. Dalam sebulan dua kali pada hari libur, dan itu pun sudah persetujuan pak Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama)," ujarnya di hadapan awak media, Selasa, 26 April 2016.
Sementara itu, Rustam mengatakan, pihaknya telah mengajukan surat pengunduran diri sebagai wali kota. Dia tak ambil pusing apakah pengunduran dirinya disetujui gubernur atau tidak. Sebab, surat yang dia ajukan ke gubernur bukan surat permohonan pengunduruan diri melainkan surat pernyataan.
"Disetujui atau tidak, saya tetap mundur, yang saya ajukan kan surat pernyataan mundur, bukan surat permohonan," kata Rustam.
Sebelumnya diwartakan, Rustam yang menjadi Wali Kota Jakarta Utara sejak 2 Januari 2015, telah secara resmi menyampaikan surat pengunduran diri. Keputusan itu diambil setelah pada Jumat, 22 April 2016, dalam rapat penanganan banjir di Jakarta Smart City Lounge, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menuduh Rustam bersekongkol dengan salah satu bakal calon gubernur DKI, Yusril Ihza Mahendra. Sebab, Rustam dinilai lamban menertibkan hunian liar di Jakarta Utara untuk penanganan banjir.
"Pak Wali kalau saya suruh ngusir orang itu, wah ngelesnya. Jangan-jangan satu pihak sama Yusril," ujar Ahok, Jumat, 22 April 2016.
Rustam yang langsung membantah tuduhan Ahok pada saat itu, keesokan harinya, juga mengeluarkan keluh kesah melalui status Facebook. Rustam menilai Ahok tidak mengayomi bawahan, malah mengeluarkan tuduhan tak berdasar kepada dirinya. "Tuduhan dan fitnah itu keluar dari pimpinan yang sebenarnya saya berharap memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, memotivasi, memberi semangat," tulis Rustam.
Setelah itu, Ahok kembali melontarkan tudingan kepada Rustam. Ahok menuding Rustam termasuk dalam perkumpulan pejabat DKI yang suka main golf. Ahok menjuluki perkumpulan itu Geng Golf. Perkumpulan itu diduga dapat mengatur naik tidaknya pangkat dan jabatan para pejabat serta pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ahok menyebutkan, berkuasanya Geng Golf bisa terjadi karena gubernur saat itu, juga memiliki hobi bermain golf. Ahok tidak menyebut siapa nama gubernur itu. Namun, menurutnya, di masa kepemimpinan gubernur itu, para pejabat yang merupakan anggota Geng Golf, kerap bermain hingga ke luar negeri. "Pejabat eselon II yang masih tersisa yang suka main golf sekarang tinggal Wali Kota Jakarta Utara. Karena Gubernur Golf, dia jadi ada geng," ujar Ahok.
(mus)