Bunuh dan Mutilasi Ibu Hamil, Agus Ternyata Seorang Playboy

Kusmayadi alias Agus, pemutilasi ibu hamil ditangkap
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Perburuan terhadap Kusmayadi alias Agus bin Dulgani, pelaku pembunuh dan pemutilasi mayat Nur Astiyah di Kampung Telaga Sari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, berakhir sudah.

Pria berusia 31 tahun itu, ditangkap saat bersembunyi di rumah seorang wanita yang diduga adalah bekas pacarnya di Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Dia bersembunyi di rumah pacar lamanya," kata Direktur Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti, Kamis 21 April 2016.

Berdasarkan penyelidikan Kepolisian, selama ini, Agus memiliki kebiasan berganti-ganti pasangan, di setiap daerah, tempat ia tinggal, ia memiliki pacar dan juga istri simpanan. 

"Pacarnya bukan satu setiap daerah yang dia singgahi ada," ujar Krishna.

Karena itulah, saat melarikan diri usai menghabisi nyawa Nur Astiyah dengan cara yang sangat sadis di rumah yang mereka tempati berdua, Agus tidak pernah kelaparan, meskipun tidak memiliki uang dan pekerjaan.

"Dia tidak bekerja, kehabisan uang juga. Pokoknya selama di sana sama pacarnya," kata Krishna.

Saat bersembunyi di rumah pacarnya di Surabaya, Agus tidak pernah menceritakan pada pacarnya itu, bahwa ia baru saja menghabisi nyawa seorang ibu yang tengah hamil tujuh bulan.

"Pacarnya tidak tahu, kalau tahu mana mau. Pokoknya dia playboy lah," ujar Krishna.

Krishna menjelaskan, alasan Agus memilih Surabaya sebagai tempat pelarian karena pelaku akrab dengan kota berjuluk Kota Pahlawan itu. Ia sudah tujuh hari berada di Surabaya sebelum ditangkap.

"Dia sudah tujuh hari di Surabaya. Setelah membunuh dan memutilasi korban, pelaku langsung terbang ke sana, jadi dia pernah ke Surabaya kerja juga," katanya.

Selain memiliki banyak pacar, Agus juga mememiliki beberapa istri, berdasarkan hasil penyelidikan, Agus memiliki istri di Bogor dan Malang.

Selanjutnya... Detik-detik Agus bunuh Nur...

*** 

Detik-detik Agus Bunuh Nur

Berdasarkan pengakuan Agus, akhirnya terungkap detik-detik saat ia menghabisi nyawa Nur dan memotong-motong mayatnya.

Krishna Murti menuturkan, kronologi pembunuhan ini berawal dari perkenalan Agus pertama kali dengan korban di RM Gumarang sekitar bulan Juli 2015.  Saat itu korban bekerja sebagai kasir, lalu korban pindah ke RM Gumarang Taruna, Cikupa.

"Walaupun berbeda tempat kerja, keduanya tetap berhubungan melalui telepon dan SMS," kata Krishna.

Dua bulan kemudian, tepatnya di bulan Agustus 2015, keduanya bertemu di KFC Citra Raya Cikupa. "Tersangka mengaku masih bujang dan korban mengaku janda, Lalu sepakat untuk mencari tempat tinggal di kontrakan H. Malik dekat pasar Cikupa," ujarnya.

Setelah tinggal dalam satu rumah, keduanya kerap melakukan hubungan badan hingga akhirnya korban mengetahui bahwa tersangka sudah memiliki istri dan terjadi pertengkaran.

"Setelah tinggal sebulan, korban menyampaikan bahwa telat datang bulan, kemudian diperiksa di bidan dekat Pasar Kamis dan korban dinyatakan hamil," ucapnya.

Lebih lanjut, Krishna menjelaskan, sekitar tanggal 3 April 2016 mulai sering terjadi keributan antara tersangka dan korban.

"Korban sering marah karena uang kurang, korban minta status yang jelas, korban minta orangtua tersangka melamar ke keluarganya di Malimping, Banten dan korban sering marah karena tersangka pulang telat," katanya.

Pada hari Kamis, 7 April 2016, tersangka bercerita kepada temannya, yang bernama Valen, bahwa dia sedang memiliki masalah. Ia juga sempat bertanya bila membunuh orang, dosa besar atau tidak.

Kemudian pada hari Jumat tanggal 8 April 2016, tersangka bertanya kepada saksi kunci yang ikut membuang potongan tubuh korban bernama Eri, apakah pernah membunuh orang dan Eri menjawab tidak pernah karena takut.

"Tersangka menanyakan hal yang sama kepada saksi pada hari Sabtu tanggal 9 April 2016 dan jawaban saksi tetap sama," ujarnya.

Pada hari kejadian, tersangka membunuh korban, Minggu 10 April 2016, sekitar pukul 08.00 WIB, tersangka membelikan nasi bungkus untuk dimakan berdua dengan korban di kontrakan.

"Sebelum makan, sempat terjadi keributan karena korban menanyakan kapan pulang ke orangtua korban di Banten, tersangka menjawab 'sabar dulu tidak bisa buru-buru pulang'," kata Krishna.

Pada pukul 10.00 WIB, terjadi ribut lagi antara keduanya, kemudian korban mendorong tersangka hingga terjatuh dan mengeluarkan kata-kata kasar.

"Karena merasa tidak dihargai, tersangka khilaf dan langsung membanting dan memiting korban dengan sangat kuat," ucapnya.

Korban sempat berteriak minta tolong tetapi tersangka makin kuat memiting leher korban dan sekitar kurang lebih 30 menit kemudian tersangka melepaskan piting dan disadari bahwa korban sudah tidak bernafas atau meninggal dunia.

"Setelah itu tersangka kembali ke RM Gumarang meminta bantuan saksi bernama Eri dan Eri mengatakan bisanya nanti malam," ujarnya.

Selanjutnya... Agus potong mayat Nur...

*** 

Agus Potong Mayat Nur

 

Pukul 19.30 WIB, tersangka terbersit pikiran untuk menghilangkan jejak perbuatannya dengan memutilasi korban dan kemudian mengambil golok yang ada di bawah pesawat televisi.

"Tersangka memotong tangan kanan dari lengan bahu kemudian memotong tangan kiri, kemudian pergi ke pasar membeli plastik besar lalu kemudian simpan di kost," katanya.

Sekitar pukul 22.00 WIB, tersangka meminta bantuan dan mengajak saksi Eri pergi dengan meminjam motor saudara Mahdi ke arah kontrakan tersangka.

"Sesampainya di TKP, Eri menunggu di luar dan kemudian tersangka mengambil potongan tangan yang sudah dibungkus keluar dari kontrakan dan menyerahkan kepada Eri," ucapnya.

Saat di jalan, Eri sempat bertanya apakah bungkusan tersebut, dan kenapa berat sekali. tersangka menjawab "itu salah satunya" sambil membuang potongan tangan di pembuangan sampah Bugel, Tigaraksa dan kemudian tersangka tidur di Mess RM Gumarang

Selanjutnya, pada Hari Senin 11 April 2016 sekitar pukul 07.00 WIB, tersangka kembali ke kontrakan untuk membersihkan darah dan jejak kaki. Kemudian pada pukul 16.00 WIB tersangka memotong kaki kanan (pangkal paha) dan kaki kiri.

Selang beberapa hari atau tepatnya pada Rabu 13 April 2016, polisi mendapatkan laporan masyarakat bahwa ditemukan sesok mayat di kontrakan Desa Telaga Sari, Cikupa, Tangerang yang akhirnya diketahui bernama Nur Astiyah, janda beranak dua.

(mus)