Ahok: Buku tentang Megawati adalah Catatan Sejarah
Kamis, 24 Maret 2016 - 07:39 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menyebut buku berjudul Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat bisa menjadi tulisan autentik sejarah tentang perjalanan bangsa.
Buku itu ditulis para wartawan yang setia mengikuti Megawati Soekarnoputri di era Orde Baru hingga menjelang reformasi. Buku itu bisa meluruskan pandangan masyarakat yang salah tentang Megawati karena ditulis para wartawan yang menjunjung asas kebenaran.
"Buku ini menjadi bagian dari catatan sejarah bangsa dan bisa menjelaskan siapa Ibu Megawati sebenarnya," ujar Ahok dalam peluncuran buku itu di gedung Arsip Nasional, Tamansari, Jakarta, pada Rabu malam, 23 Maret 2016.
Keberadaan buku itu akan membuat masyarakat memiliki pandangan baru kepada Megawati. Megawati tidak akan sekadar dipandang sebagai putri proklamator atau Presiden kelima Republik Indonesia, tetapi sekaligus salah satu tokoh politik berpengaruh di Tanah Air.
Pelelangan buku
Ahok menjadi satu-satunya tokoh yang turut dalam peluncuran buku itu. Seusai diskusi tentang isi buku yang diisi Megawati dan para penulis, pembawa acara, Nico Siahaan dan Olga Lydia, memandu acara pelelangan untuk mengumpulkan biaya pencetakan buku jilid selanjutnya.
Sejumlah tokoh dan pejabat dihampiri kedua pembawa acara. Mereka, antara lain, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Wakil Kepala Kepolisian RI Komjen Pol Budi Gunawan, Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, mantan Wakil Presiden Boediono, hingga Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat, dan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi.
Mereka berurutan menyebutkan besaran yang ditawarkan. Tiba giliran Ahok, Megawati yang memperhatikan setiap tokoh yang memberikan tawaran angka lelang segera menolak. “Enggak, enggak, Ahok enggak," ujar Megawati.
Baca Juga :
Kedua pembawa acara meneruskan acara lelang dengan menghampiri tokoh selanjutnya.
Megawati juga sempat mengungkap hal yang menyebabkannya begitu minim berkomunikasi dengan Ahok malam itu. Ia bahkan enggan menyebut namanya, namun hadirin mengetahui siapa yang Megawati maksud. "Kalau saya sebut yang satu itu, nanti di-bully (diprotes) lagi. Yang itu kasih sumbangan saja," ujarnya.