Siswa HightScope Diduga Dikeroyok Teman Sekolah
- Foto: Istimewa
VIVA.co.id – Seorang Siswa kelas dua Sekolah Menengah Pertama di Sekolah Internasional di kawasan Jakarta Selatan, MFG (14 tahun), diduga dikeroyok dan di-bully oleh sekitar 10 orang temannya.
Ibunda dari korban MFG, Vera Rachmi, mengatakan kejadian penganiayaan yang dialami oleh putranya tersebut terjadi sekitar dua minggu yang lalu saat MFG Nonton pertandingan futsal di sekolahnya.
"Jadi dua minggu yang lalu, saya tanggalnya sudah lupa, kira Sabtu (5 Maret 2016). Jadi anak saya datang ke sekolah untuk menonton futsal di High Scope," kata Vera Rachmi saat dihubungi VIVA.co.id.
Vera menjelaskan, peristiwa tersebut sesuai pengakuan anaknya pada saat menonton pertandingan futsal tiba-tiba tangannya ditarik oleh temannya bersama yang lainnya sekitar 10 orang. Kemudian MFG dibawa ke belakang sekolah.
Namun, sampai di belakang sekolah, anaknya tersebut di-bully dan ditanya soal salah satu perempuan yang disukai salah satu para pengeroyok tersebut. Selain itu, MFG pun dikeroyok dengan cara dipukul dan ditendang oleh para pelaku.
"Sampai di belakang sekolah, ya biasalah anak-anak itu. Menanyakan beberapa pertanyaan mungkin yang berhubungan dengan ada yang naksir salah seorang perempuan yang pernah naksir anak saya. Sambil mereka teriak-teriak. Dia Dipukul dan dia tendang. Dia digerugutin 10 orang anak," ujar Vera.
Akibat dipukul dan ditendang oleh sekitar 10 orang pelaku tersebut, MFG mengalami memar di pipi dan di paha bagian atas.
"Di pipi memar, biru. Sama di paha atas. Dipukul pakai tangan 3 kali di pipi terus sama di tendang 3 kali," kata dia.
Atas hal itulah, orangtua korban bersama korban sudah membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Selain itu, pihaknya juga meminta sekolah untuk memberikan penindakan tegas dan penegakan disiplin kepada para pelaku.
"Penyelesaian dari sekolah sudah dua minggu, lama. Ya standarlah. Kemarin saya minta kronologi kejadian saja, anak-anaknya aja ditutupin sama sekolah. Jadi saya negatif thinking dong. Apakah mereka konspirasi, saya enggak tahu," ucap Vera.
Vera juga meminta sekolah untuk mengambil tindakan yang cukup tegas dan displin terhadap anak itu. “Jadi bukan hanya diimbau, bukan hanya diberitahu. Tapi mereka harus paham perlakuan mereka melanggar hukum dan HAM," kata Vera. (ase)