Ahok Mengaku Tak Mampu Siapkan Ratusan Miliar untuk Partai

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama Tito Karnavian saat menjabat Kapolda Metro Jaya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengaku tak mampu menyediakan dana untuk menggerakkan mesin politik jika ia harus menggunakan jalur partai politik untuk mengikuti Pemilihan Gubernur DKI tahun 2017.

Ahok, sapaan akrab Basuki, mengatakan bahwa parpol lazimnya memang tidak terang-terangan meminta mahar politik berupa uang. Namun, biaya yang diperlukan oleh parpol untuk menggerakkan seluruh kadernya untuk mendukung pengusungan yang dilakukan biasanya dibebankan kepada pasangan calon yang diusung.

"Saya buka saja, partai selalu berpikir bahwa mereka harus selalu menggerakkan mesin partai," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jum'at, 11 Maret 2016.

Ahok mencontohkan jika ia diusung satu partai, ia minimal harus mengeluarkan Rp2,67 miliar per bulan untuk membiayai kader partai itu yang ada di setiap kelurahan di Jakarta untuk berkampanye untuk dirinya. Jumlah itu didapat dari perkiraan dana minimal Rp10 juta yang harus diberikan ke pengurus partai di tingkat kelurahan. Bila dikalikan 267 kelurahan yang ada di Jakarta, maka nilai yang didapat adalah Rp2,67 miliar.

"Belum lagi dana operasional yang harus diberikan ke pengurus di tingkat kecamatan, tingkat kota," ujar Ahok.

Ahok berkesimpulan dana yang harus ia keluarkan dalam satu tahun akan melebihi nilai Rp100 miliar jika ia diusung satu partai politik. Bila partai yang mengusung lebih dari satu, jumlah itu tentu meningkat berkali-kali lipat.

"Harta saya dikumpul-kumpulin kayaknya akan pas-pasan (untuk membiayai pengusungan lewat partai politik). Saya lebih baik enggak mau (diusung) partai," ujar Ahok. (ren)