Akhir Fenomena Kemunculan Api Misterius di Semarang
- FOTO: Dwi Royanto/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Fenomena api misterius yang membakar rumah warga di Kampung Jangli Tlawah, Kecamatan Candisari, Kota Semarang mulai padam. Sejak kebakaran besar yang melanda pada Kamis, 19 November 2016 lalu, teror kemunculan api misterius ini sudah mereda dan perlahan hilang.
"Evaluasi kita kemarin di lokasi kejadian, api misterius ini sudah perlahan tak muncul. Pak Kastari selaku pemilik rumah hanya mendapati kemunculan api ini sekali pada Senin pagi kemarin, " kata wakil Ketua Komunitas Semarangker Semarang, Slamet Rismaji kepada VIVA co.id, Selasa, 23 Februari 2016.
Menurut Slamet, kemunculan api terakhir berdasarkan penulusuran Semarangker hanya berbentuk titik api yang perlahan membakar kursi di dalam rumah. Namun, api tersebut seketika berhasil dipadamkan pemilik rumah bersama warga yang saban hari berjaga.
"Berkurangnya kemunculan api ini, maka kami pastikan teror api ini akan segera berakhir. Karena sebelum ini api membabi buta muncul hingga 11 sampai 15 titik per hari," kata Slamet.
Belasan titik api misterius itu, telah membakar tiga rumah milik saudara kandung yang tinggal di Gang III No 23 RT 06/V Candisari. Mereka adalah Ruswanto, Kusranto dan Kastari.
Komunitas yang kerap menjelajah lokasi angker di Semarang ini sebelumnya menyimpulkan bahwa teror api yang menggemparkan warga selama dua bulan terakhir akibat ulan makhluk metafisik sejenis jin. Sebab, hingga kini tidak ditemukan alasan logis dari pihak kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun tim dari Perusahaan Gas Negara (PGN) terkait penyebab api-api tersebut muncul.
"Maka setelah api ini padam, kita bantu doakan bersama. Semoga dengan kejadian ini kita bisa lebih berpikir bijak menyikapi setiap persoalan," ujar Slamet.
Kemunculan api di rumah warga ini sebelumnya memang membuat resah warga. Mereka khawatir kebakaran api-api misterius ini akan merembet ke rumah mereka. Bahkan, selama beberapa terakhir warga dan petugas kepolisian selalu menjaga tiga rumah korban selama 24 jam.
Teror api pertama kali muncul bulan Januari 2016 lalu. Saat itu muncul 10 titik api yang membakar sejumlah perabot di rumah Kastari. Namun semakin hari, kemunculan titik api ini terus bertambah hingga membakar dua rumah lain yang merupakan saudara Kastari.
Kebakaran terparah terjadi pada Kamis, 19 Februari 2016 kemarin. Di mana lebih dari 20 titik api yang membakar sejumlah perabot rumah di tiga rumah. Ditaksir total kerugian mencapai Rp75 juta.