Premium Bakal Dihapus dari Jakarta, Ini Reaksi Warga

Petugas Melakukan Pengisian BBM
Sumber :
  • Antara/Fanny Octavianus
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana menghapus Bahan Bakar Minyak jenis premium dari Jakarta.

Langkah Ahok, sapaan Basuki, itu menuai penolakan dari sejumlah masyarakat. Salah satunya Dedi (55), sopir angkutan kota. Dia tak setuju Ahok menghapuskan premium.

"Saya
kan
sehari-hari pakai premium, kalau itu dihapus ya saya jelas tidak setuju. Otomatis kami nanti harus pakai pertalite atau pertamax yang lebih mahal, tarif kita naik," katanya saat ditemui
VIVA.co.id
, Kamis, 4 Februari 2016.


"Kalau tarif naik penumpang sepi, nanti makin rugi
aja
kami, Pak Ahok harusnya jangan egois dong,
pikirin
nasib kami juga," Dedi menambahkan.


Solusi Ahok yang meminta angkutan umum untuk menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) juga tidak disetujui sopir mikrolet jurusan Kampung Melayu-Pasar Minggu ini. Sebab, stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) saat ini masih jarang.


Penolakan juga datang dari Heri (34), seorang sopir mobil pikap di Pasar Induk Kramatjati. "Sebenarnya
sih
saya tidak setuju, tapi ya mau enggak mau ngikut pemerintah sajalah. Saya cuma sopir cuma
nyetir aja
bisanya," kata Heri.


Jika premium dihapus, ia lebih memilih menggunakan pertamax daripada pertalite. "Saya narik
nih
bawa barang sama orang ke Pasar Ciracas paling Rp80 ribu. Nanti misalnya udah ganti pakai pertamax ya segitu juga. Kalau dinaikin pada kabur pelanggan," ujarnya.


Seorang karyawan swasta, Hasan (44) pun tidak setuju jika premium dihapuskan dari Jakarta. "Enggak setuju, karena sekarang mayoritas pengendara pakai premium. Jika itu dihapuskan, nantinya malah menyusahkan masyarakat," ujarnya.