Tak Mau Gabung ke TransJakarta, Metromini Berisiko 'Mati'
Selasa, 2 Februari 2016 - 16:07 WIB
Sumber :
- Bayu Januar
VIVA.co.id - Kepala Satuan Operasional Unit Pengelola Terminal Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Syamsul Mirwan mengatakan, kewajiban Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk meyakinkan pemilik Metromini agar mau bergabung dengan TransJakarta.
"Kalau tetap bertahan dengan manajemen konvensional akan mati dengan sendirinya. Memang iya dapat setoran, tapi jangka panjangnya, mereka akan mati," ujar Mirwan di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Februari 2016.
Hal itu dikemukakan Mirwan menanggapi masih enggannya pemilik Metromini untuk bergabung dengan TransJakarta.
Jika Metromini tetap bertahan, menurut Mirwan, mereka akan mati sendiri. "Kopaja saja sudah jalan, Mayasari, PPD, Bianglala saja tertarik masuk (TransJakarta) kok," ujar Mirwan.
Dia membenarkan langkah gubernur yang ingin memasukkan Metromini ke TransJakarta. "Kami dorong pelan-pelan agar pengelola pribadi ini mau masuk ke Transjakarta," kata Mirwan.
Jika Metromini bergabung dengan TransJakarta, menurut Mirwan, tidak akan ada lagi sopir yang baru datang langsung berangkat kembali. "Jam kerja mereka nantinya sama seperti sopir busway. (Sopir) yang baru datang istirahat, yang berangkat harus sopir yang sudah istirahat," lanjut dia.
Hari ini Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta menggelar rapat dengan pemilik Metromini. Rapat itu untuk menyelesaikan permasalahan di Metromini, mulai dari dualisme kepengurusan hingga kondisi bus yang banyak tidak layak.
Dinas Perhubungan menawarkan tiga konsep penyelesaian masalah Metromini. Di antaranya mendorong konsolidasi kedua kubu kepengurusan Metromini dan memakai konsep rupiah per kilometer serta terintegrasi dengan TransJakarta. (ren)
Baca Juga :
"Kalau tetap bertahan dengan manajemen konvensional akan mati dengan sendirinya. Memang iya dapat setoran, tapi jangka panjangnya, mereka akan mati," ujar Mirwan di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Februari 2016.
Hal itu dikemukakan Mirwan menanggapi masih enggannya pemilik Metromini untuk bergabung dengan TransJakarta.
Jika Metromini tetap bertahan, menurut Mirwan, mereka akan mati sendiri. "Kopaja saja sudah jalan, Mayasari, PPD, Bianglala saja tertarik masuk (TransJakarta) kok," ujar Mirwan.
Dia membenarkan langkah gubernur yang ingin memasukkan Metromini ke TransJakarta. "Kami dorong pelan-pelan agar pengelola pribadi ini mau masuk ke Transjakarta," kata Mirwan.
Jika Metromini bergabung dengan TransJakarta, menurut Mirwan, tidak akan ada lagi sopir yang baru datang langsung berangkat kembali. "Jam kerja mereka nantinya sama seperti sopir busway. (Sopir) yang baru datang istirahat, yang berangkat harus sopir yang sudah istirahat," lanjut dia.
Hari ini Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta menggelar rapat dengan pemilik Metromini. Rapat itu untuk menyelesaikan permasalahan di Metromini, mulai dari dualisme kepengurusan hingga kondisi bus yang banyak tidak layak.
Dinas Perhubungan menawarkan tiga konsep penyelesaian masalah Metromini. Di antaranya mendorong konsolidasi kedua kubu kepengurusan Metromini dan memakai konsep rupiah per kilometer serta terintegrasi dengan TransJakarta. (ren)