Pembunuh Bocah SMP di Depok Ketakutan 'Didatangi' Korbannya

Polisi memperlihatkan barang bukti
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan (Depok)
VIVA.co.id
- Farel, remaja 14 tahun yang tinggal di kontrakan Jalan Rotan RT 2/1 No.101 K, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan usai disatroni perampok.

Sulung dari dua bersaudara pasangan Agus Tjatmiko dan Narohita itu ditemukan terbujur kaku dengan kondisi tertelungkup di kamar mandi bersimbah darah, masih dengan pakaian lengkap, Sabtu, 16 Januari 2016.
 
Saat peristiwa perampokan sadis itu terjadi, Farel hanya seorang diri di rumah kontrakan tersebut. Sang ayah sedang kerja sedangkan ibu dan adiknya pergi beli buku di Gramedia. 

Pelaku, diyakini masuk melalui plafon belakang rumah. Sebelum ditemukan tewas, Farel sempat dianiaya pelaku. Namun tak satupun tetangga mendengar jeritannya. Itu lantaran tersamarkan dengan musik yang disetel cukup kencang dari kamar kontrakan sebelah kamar korban. 

Ditemui di Mapolresta Depok, Andre, pelaku pembunuhan sadis yang berhasil diringkus polisi tak lama setelah kejadian akhirnya hanya bisa pasrah. Ia pun tak berkutik ketika puluhan awak media mencecarnya dengen sederet pertanyaan yang melatar belakangi aksi keji tersebut. 

Andre mengatakan, awalnya dia tak berniat membunuh korban. Ia hanya berniat mencuri barang lantaran bingung tak punya uang untuk biaya persalinan istri. Namun karena panik, pisau dapur yang tergeletak disasarnya ke tubuh mungil korban tanpa ampun.

"Iya, saya kepergok dia pas mau ngambil barang. Awalnya dia sempat melawan, dia gigit tangan saya. Terus dia nyerah. Saya bilang, dimana barang-barang lu, dia kasih semua. Hp, dan perhiasan emas sama duit," ucap Andre, Senin, 18 Januari 2016.
       
Setelah berhasil menjarah sejumlah barang berharga korban, pelaku kemudian mengambil pisau dan membawa korban ke kamar mandi. Tadinya, pisau itu digunakan hanya untuk menakut-nakuti si korban.
      
"Tapi dia malah teriak-teriakan, dia bilang jangan bunuh saya bang, jangan bunuh saya. Ya saya panik, saya tusuk perutnya dia masih melawan juga. Saya enggak niat membunuh, saya khilaf," katanya dengan nada memelas.

Penyesalan Andre 'Didatangi' Korban

Setelah melihat korbannya tak berdaya dengan berlumur darah. Andre yang dalam keadaan panik kemudian pergi begitu saja. Gagang pisau yang digunakan untuk menghabisi korban bahkan sempat terlepas entah kemana. 
      
Sesampainya di kamar kontrakan yang berada persis disamping kamar korban, Andre bergegas minta diantarkan sang ayah, Slamet, pergi dari sekitar lokasi kejadian. Sebelum pergi, ia menyempatkan diri untuk mandi, dengan tujuan meninggalkan jejak pembunuhan sadis tersebut.
      
"Saya cuma diantar sampai depan, abis itu naik angkot. Pulang ke rumah emak di Tangerang," tutur mantan residivis yang kembali masuk bui itu. 
      
Bagaikan nasi yang telah menjadi bubur, Andre pun hanya bisa menyesal dengan apa yang diperbuatnya. Saking menyesalnya, Andre bahkan mengaku sempat ketakutan, di dalam penjara. 
       
"Saya kebayang-bayang wajahnya terus. Saya nyesel banget mas," tutupnya dengan mata berkaca-kaca.        
      
Seperti diketahui, pelaku berhasil diringkus jajaran Buser Polsek Limo dan Buser Polresta Depok dibawah pimpinan Kasat Reskrim Komisaris Teguh Nugroho tiga jam, setelah ditemukannya jasad korban. 
       
Polisi memaksanya menyerah setelah sempat kabur di Jalan Dewi Sartika, Ciputat, Tanggerang Selatan, Sabtu malam.
     
Kapolresta Depok, Komisaris Besar Dwiyono menegaskan, atas perbuatannya, tersangka bakal dijerat dengan pasal berlapis yakni tentang pembunuhan dan perampokan. "Ancaman hukuman yang kami kenakan diatas 15 tahun."

(mus)