Tak Berdaya Lihat Anaknya Babak Belur Diinterogasi Marinir
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Purwanto, ayah T (12 tahun), bocah yang mengalami penganiayaan oleh beberapa anggota Marinir TNI AL menjelaskan kejadian yang menimpa anaknya.
Awalnya, saat baru pulang kerja dan sedang beristirahat di staff house milik kantornya di Jalan Lapangan Tembak, Cilandak, Jakarta Selatan, tiba-tiba saja sekira pukul 15.00, F, teman T, datang ke rumahnya dan memberikan kabar T sedang berada di Komplek Marinir Cilandak, dalam keadaan berdarah.
"Saya kaget, saya langsung mencari anak saya," katanya di Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu 13 Januari 2016.
Awalnya, kata Purwanto, dia enggan memasuki kawasan itu. Karena, menurutnya, kawasan itu tak bisa dimasuki begitu saja, tanpa izin.
Saat akan memasuki kompleks, lanjut Purwanto, dia juga sempat mendapat kekerasan fisik dari beberapa anggota Marinir.
Setelah masuk, alangkah kagetnya. Dia melihat anaknya yang babak belur. Badannya sudah telanjang, muka dan badannya sudah penuh luka.
"Saya lihat anak saya sedang diinterogasi," ujar Purwanto.
Sepintas, dia mendengar pertanyaan-pertanyaan yang diberondong ke anaknya. T dituduh mencuri burung di komplek itu. Satu di antara mereka memegang selang air. Sayang dia tidak melihat apa yang mereka lakukan. Hanya saja, dari pengakuan T, dia sempat dipukul dan ditendang. Lalu disabet dengan selang."Saya hanya bisa bilang, yang kuat ya nak," ujar Purwanto.
Sebelumnya diketahui, T (12 tahun) bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh beberapa anggota Marinir Cilandak. Dari kronologi kejadian yang didapat oleh KPAI, kejadian bermula saat korban tertangkap tangan oleh anggota Marinir mencuri burung. Saat itu, korban juga menunjuk satu diduga pelaku lainnya berinisial M (14). Mendengar keterangan tersebut, sejumlah Marinir itu kemudian juga melakukan pemukulan terhadap M.