Cerita Prabowo Dapat 'Sangu' dari Soeharto Sebelum Perang

Prabowo Subianto
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA.co.id
- Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menceritakan pengalamannya dan ajarannya sebagai seorang pemimpin. Prabowo menyampaikan tiga petuah penting dari mantan presiden ke dua RI, Soeharto yang sekaligus mantan mertuanya dulu.


"Saat itu, saya sedang dihadapkan pada operasi penting. Saya diminta untuk menghadap Pak Presiden. Ketika itu, di benak saya disuruh menghadap pasti dapat sangu dari mertua. Deg-degan juga, ya namanya berhadapan dengan mantan panglima besar," ujar Prabowo di Depok dalam acara rakornas PKS.


Setibanya di hadapan Soeharto, Prabowo ditanya kesiapannya dalam memimpin sebuah operasi. Sebelum berangkat menjalani tugas, ada tiga hal penting yang disampaikan orang no satu di era Orde Baru tersebut.


"Kata bapak saat itu, saya titip tiga hal, yakni
ojolali, ojo dumeh, ojo ngoyo
. Mengerti? Saya jawab, siap mengerti. Kemudian beliau menjawab, ya sudah selamat bertugas. Jadi sangu saya tiga hal itu, saya tadi berharap dapat sangu ongkos," kata Prabowo mengingat kenangannya saat masih menjabat sebagai seorang perwira di TNI.


Lagi-lagi, apa yang disampaikan Prabowo tadi membuat suasana pidato mencair. Mereka yang mendengar pengalaman mantan Danjen Kopassus itu pun tertawa sambil tepuk tangan.

"Kemudian saya kembali ke pasukan saya. Semangat, berani saat itu pasukan mengira saya dapat sangu, namanya dipanggil presiden apalagi mertua sendiri ya pikirannya dapat sangu. Ternyata cuma dapat tiga kalimat. Tapi akhirnya kita bahas. Dan akhirnya kita menangkep, bahwa ini sesuatu yang penting. Kalau seorang panglima yang berpengalaman mengatakan sesuatu berarti itu penting," tegasnya yang lagi-lagi disambut riuh tepuk tangan ratusan kader PKS.

Prabowo kembali menjelaskan, jadi di depan peta operasi itu, saya tuliskan
ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo.


"Yang saya tangkap adalah,
ojo lali
itu maksudnya jangan lupa dengan ajaran-ajaran agama. Jangan lupa ajaran-ajaran militer. Jangan lupa ajaran sosial budaya, jangan lupa ajaran-ajaran orangtua kita.
Ojo dumeh
, maksudnya jangan lengah, dan
ojo ngono
jangan memaksakan diri. Kalau itu dipegang teguh akan damai. Ternyata pelajaran itu nilainya sangat sulit untuk dikuantifikasi. Dan sampai sekarang ajaran beliau masih saya pegang teguh," kata Prabowo.


Selain sosok Pak Harto, Prabowo juga ternyata mengidolakan salah satu tokoh penting dalam kepemerintahan Islam, yakni Salahudin Al Ayubi.


"Saya sangat kagum dengan cara berpikirnya, caranya memperlakukan musuh dengan kelembutan dan ketegasannya," kata dia. (ren)