BUMD DKI Tak Sanggup Bikin Proyek Asian Games
Senin, 11 Januari 2016 - 18:25 WIB
Sumber :
- Fajar GM - VIVA.co.id
VIVA.co.id - PT. Jakarta Propertindo (Jakpro), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mundur dari pelaksanaan proyek revitalisasi Gelanggang Olah Raga (GOR) Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur. Proyek tersebut merupakan bagian dari persiapan Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games tahun 2018.
Gubernur DKI, Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mengungkapkan jajaran direksi Jakpro menyampaikan hal itu kepadanya dalam rapat pimpinan yang diselenggarakan di Balai Kota DKI pagi tadi.
"Nyerah tadi Jakpro ditanya," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI, Senin, 11 Januari 2016.
Ahok mengatakan, pada awalnya, jajaran direksi Jakpro masih mencoba meyakinkan dirinya terkait pelaksanaan proyek. Namun, Jakpro mempersyaratkan banyak hal yang ia nilai tidak masuk akal.
"Saya bilang, mana mungkin bisa, hitung waktunya," ujar Ahok.
Ahok menilai, ia bisa saja menyetujui keinginan Jakpro agar tetap melaksanakan proyek, karena pelaksanaan proyek yang seolah tanpa masalah akan sangat menguntungkan dirinya, terutama menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI tahun 2017. Namun, bila ia mengambil keputusan itu, tentu ada risiko perbaikan GOR Velodrome tidak selesai saat Asian Games 2018 diselenggarakan.
"Kalau saya ikutan bohong seperti mereka yang bilang bisa, bisa, bisa, nanti tahun 2018 gimana? Ini enggak bener. Ini (Asian Games) kan kepentingan nasional. Jadi saya bilang lebih baik, kalau kamu memang enggak bisa, bilang enggak bisa. Akhirnya dia ngaku enggak sanggup," ujar Ahok.
Atas kondisi ini, Pemerintah Provinsi DKI akan mencoba menawari pemerintah pusat untuk mengambil alih proyek, seperti halnya pada proyek pembangunan Wisma Atlet.
Namun, bila pemerintah pusat tak sanggup, DKI akan mencoba kembali melaksanakan proyek. Tapi, Ahok akan mencari dasar hukum untuk memungkinkan dilakukannya penunjukkan kontraktor secara langsung, mengingat waktu persiapan pelaksanaan Asian Games yang tinggal satu tahun lagi.
"Makanya kita mau tawarin ke swasta. Yang enggak perlu lelang, tapi ditunjuk, langsung kerja. Karena kita ini uang ada, semua ada," ujar Ahok. (ren)
Baca Juga :
Gubernur DKI, Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mengungkapkan jajaran direksi Jakpro menyampaikan hal itu kepadanya dalam rapat pimpinan yang diselenggarakan di Balai Kota DKI pagi tadi.
"Nyerah tadi Jakpro ditanya," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI, Senin, 11 Januari 2016.
Ahok mengatakan, pada awalnya, jajaran direksi Jakpro masih mencoba meyakinkan dirinya terkait pelaksanaan proyek. Namun, Jakpro mempersyaratkan banyak hal yang ia nilai tidak masuk akal.
"Saya bilang, mana mungkin bisa, hitung waktunya," ujar Ahok.
Ahok menilai, ia bisa saja menyetujui keinginan Jakpro agar tetap melaksanakan proyek, karena pelaksanaan proyek yang seolah tanpa masalah akan sangat menguntungkan dirinya, terutama menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI tahun 2017. Namun, bila ia mengambil keputusan itu, tentu ada risiko perbaikan GOR Velodrome tidak selesai saat Asian Games 2018 diselenggarakan.
"Kalau saya ikutan bohong seperti mereka yang bilang bisa, bisa, bisa, nanti tahun 2018 gimana? Ini enggak bener. Ini (Asian Games) kan kepentingan nasional. Jadi saya bilang lebih baik, kalau kamu memang enggak bisa, bilang enggak bisa. Akhirnya dia ngaku enggak sanggup," ujar Ahok.
Atas kondisi ini, Pemerintah Provinsi DKI akan mencoba menawari pemerintah pusat untuk mengambil alih proyek, seperti halnya pada proyek pembangunan Wisma Atlet.
Namun, bila pemerintah pusat tak sanggup, DKI akan mencoba kembali melaksanakan proyek. Tapi, Ahok akan mencari dasar hukum untuk memungkinkan dilakukannya penunjukkan kontraktor secara langsung, mengingat waktu persiapan pelaksanaan Asian Games yang tinggal satu tahun lagi.
"Makanya kita mau tawarin ke swasta. Yang enggak perlu lelang, tapi ditunjuk, langsung kerja. Karena kita ini uang ada, semua ada," ujar Ahok. (ren)