Tak Hanya Lion Air, Garuda Pernah Dikerjai 'Tikus' Bandara
- ANTARA FOTO/Lucky R.
VIVA.co.id - Pasca terkuaknya keterlibatan porter dalam sejumlah kasus pencurian barang-barang milik penumpang pesawat, sejumlah maskapai penerbangan melakukan pembenahan porter dan sekuriti.
Pembenahan meliputi proses rekrutmen yang ketat, hingga melakukan perubahan standar operasional prosedur (SOP). Hal ini dilakukan oleh Maskapai Garuda Indonesia.
Direktur Pelayanan PT Garuda Indonesia, Nicodemus P Lampe, mengatakan, ini dilakukan karena belajar dari kasus Lion Air. Menurutnya, Garuda Indonesia juga mengalami hal yang sama.
Dalam sehari ada 50-60 ribu barang di bagasi yang diurus Garuda Indonesia di seluruh penerbangan Garuda.
"Pada tahun 2014, ada kasus perusakan tas dengan persentase 0,2 persen per 1.000 bagasi. Kemudian, pada tahun 2015 terjadi penurunan menjadi 0,17 persen per 1.000 bagasi," ujar Nicodemus di Jakarta, Kamis malam, 7 Januari 2016.
Setiap laporan kehilangan, kata dia, dibuatkan berita acara dan recording dan ditindaklanjuti. Langkah yang sama juga dilakukan maskapai penerbangan Lion Air.
Menurut Direktur Operasional Lion Air, Daniel Putut Adi Kuncoro, selain membenahi manajemen dan rekrutmen porter dan sekuriti, juga dilakukan filter-filter untuk menimalisir terjadinya kasus pencurian.
"Salah satunya membuat satu pintu masuk ke area make up atau air side,” kata Daniel.
Dalam kasus sindikat pembobol bagasi yang diungkap polisi saat ini, Daniel memposisikan Lion Air sebagai korban. ”Kami adalah korban dari kelompok oknum yang melakukan pencurian,” katanya.
Kondisi ini, kata Daniel, telah lama dikeluhkan penumpang Lion Air yang melapor sering kehilangan dan kerusakan tas.
Selama 2014, kata Daniel, tercatat 28 kasus pembobolan tas di seluruh penerbangan Lion Air Group meliputi Lion Air, Batik Air, Wings Air. ”18 kasus di antaranya kami ungkap sendiri,” ucap dia.
Pengungkapan itu, kata Daniel, dilatarbelakangi banyaknya laporan dan kecurigaan terhadap petugas porter yang membawa sejumlah barang ketika selesai bertugas.
Dia menjelaskan, ada yang membawa 5-6 ponsel selama bertugas. Setelah ditelusuri ternyata barang itu memang bukan milik mereka.
Sementara di tahun 2015, tercatat 15 kasus pembobolan tas di Lion Air Group. Karena itulah, kata Daniel, pihak maskapai meminta bantuan polisi untuk melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus ini. (one)