Menguak Operasi Jahat Para Tikus Bagasi
Kamis, 7 Januari 2016 - 06:03 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
VIVA.co.id - Aksi pembobolan tas milik penumpang di Bandara Soekarno Hatta telah lama terjadi dan merupakan kejahatan yang terorganisir dan tersetruktur. Selain porter, petugas keamanan bandara juga terlibat.
Terbukti lebih dari separuh grup porter terlibat dalam kejahatan ini. Senioritas dalam lingkungan porter memaksa porter-porter yang baru ikut masuk dalam sindikat tikus bagasi ini.
Mereka biasanya beraksi saat pesawat akan lepas landas atau setelah mendarat. Pelaku utama yang manjadi tikus-tikus ini adalah mereka yang sedang bertugas melakukan bongkar muat.
Sebelum barang milik penumpang masuk bagasi, para pelaku sebenarnya sudah melakukan pengintaian. Petugas keamanan yang bertugas untuk mengamati barang milik penumpang. Tas-tas yang berisi barang berharga atau uang tunai dalam jumlah yang tidak sedikit biasa langsung mereka cirikan.
"Mereka akan menerawang tas tersebut. Bila ada tonjolan, atau dia melihat barang berharga penumpang yang dimasukkan ke dalam tas untuk kemudian dimasukkan ke bagasi akan mereka cirikan. Ini dengan kasat mata," ujar Kapolresta Bandara Soetta, Kombes (Pol) Royce Haryy Langie.
Cara kedua, tentunya dengan meraba tas-tas milik penumpang yang sudah barada di bagasi. Karena telah lama melakuan aksi ini, porter-porter ini hafal betul ciri tas yang menyimpan barang berharga atau uang tunai.
"Biasanya dia akan hafal betul bentuk uang gepokan. Dia juga bisa melihat dari scan sistem keamanan, dari situ dia akan tahu benda-benda berharga yang ada di dalam tas," ujar Royce.
Bahkan dengan mudah, petugas keamanan ini juga memantau melalui scan sistem keamanan. Dari sini, mereka tahu betul barang berharga milik penumpang yang berada di dalam tas.
Cara-cara pengamatan seperti ini mereka lakukan setiap hari. Eksekusi dilakukan saat barang sudah di bagasi. Karena itu, penumpang diimbau tidak meletakkan benda berharga di tas atau koper yang akan diletakkan di dalam bagasi pesawat.
Saat ini polisi telah menangkap empat pelaku kejahatan yang sangat meresahkan masyarakat ini. Dari keterangan tersangka yang telah ditangkap, polisi memastikan akan ada tersangka baru dari kelompok lain yang masuk dalam jaringan tikus bagasi ini.
"Penyidikan ini terus berlanjut. Saya pastikan akan ada tersangka baru dengan jaringan yang berbeda," ujarnya.
Selama ini, pencurian barang milik penumpang pesawat di Bandara Soekarno Hatta menjadi kejadian paling banyak yang dilaporkan kepada polisi.
PT Angkasa Pura (AP) II mengidentifikasi, dari 10 besar kasus yang sering diadukan para konsumen, kasus bagasi hilang atau rusak menempati urutan paling atas.
"Setelah bagasi hilang atau rusak, kami mengidentifikasi ada sembilan keluhan atau kasus yang diadukan para penumpang," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya, Rabu, 6 Januari 2016.
Antara lain taksi gelap, parkir, fasilitas trolly, asap rokok di bandara, toilet, kursi tunggu, petugas tidak responsif, porter nakal, serta adanya calo tiket yang berkeliaran di Bandara Soekarno Hatta.
Baca juga:
1.
2.
Baca Juga :
Terbukti lebih dari separuh grup porter terlibat dalam kejahatan ini. Senioritas dalam lingkungan porter memaksa porter-porter yang baru ikut masuk dalam sindikat tikus bagasi ini.
Mereka biasanya beraksi saat pesawat akan lepas landas atau setelah mendarat. Pelaku utama yang manjadi tikus-tikus ini adalah mereka yang sedang bertugas melakukan bongkar muat.
Sebelum barang milik penumpang masuk bagasi, para pelaku sebenarnya sudah melakukan pengintaian. Petugas keamanan yang bertugas untuk mengamati barang milik penumpang. Tas-tas yang berisi barang berharga atau uang tunai dalam jumlah yang tidak sedikit biasa langsung mereka cirikan.
"Mereka akan menerawang tas tersebut. Bila ada tonjolan, atau dia melihat barang berharga penumpang yang dimasukkan ke dalam tas untuk kemudian dimasukkan ke bagasi akan mereka cirikan. Ini dengan kasat mata," ujar Kapolresta Bandara Soetta, Kombes (Pol) Royce Haryy Langie.
Cara kedua, tentunya dengan meraba tas-tas milik penumpang yang sudah barada di bagasi. Karena telah lama melakuan aksi ini, porter-porter ini hafal betul ciri tas yang menyimpan barang berharga atau uang tunai.
"Biasanya dia akan hafal betul bentuk uang gepokan. Dia juga bisa melihat dari scan sistem keamanan, dari situ dia akan tahu benda-benda berharga yang ada di dalam tas," ujar Royce.
Bahkan dengan mudah, petugas keamanan ini juga memantau melalui scan sistem keamanan. Dari sini, mereka tahu betul barang berharga milik penumpang yang berada di dalam tas.
Cara-cara pengamatan seperti ini mereka lakukan setiap hari. Eksekusi dilakukan saat barang sudah di bagasi. Karena itu, penumpang diimbau tidak meletakkan benda berharga di tas atau koper yang akan diletakkan di dalam bagasi pesawat.
Saat ini polisi telah menangkap empat pelaku kejahatan yang sangat meresahkan masyarakat ini. Dari keterangan tersangka yang telah ditangkap, polisi memastikan akan ada tersangka baru dari kelompok lain yang masuk dalam jaringan tikus bagasi ini.
"Penyidikan ini terus berlanjut. Saya pastikan akan ada tersangka baru dengan jaringan yang berbeda," ujarnya.
Selama ini, pencurian barang milik penumpang pesawat di Bandara Soekarno Hatta menjadi kejadian paling banyak yang dilaporkan kepada polisi.
PT Angkasa Pura (AP) II mengidentifikasi, dari 10 besar kasus yang sering diadukan para konsumen, kasus bagasi hilang atau rusak menempati urutan paling atas.
"Setelah bagasi hilang atau rusak, kami mengidentifikasi ada sembilan keluhan atau kasus yang diadukan para penumpang," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya, Rabu, 6 Januari 2016.
Antara lain taksi gelap, parkir, fasilitas trolly, asap rokok di bandara, toilet, kursi tunggu, petugas tidak responsif, porter nakal, serta adanya calo tiket yang berkeliaran di Bandara Soekarno Hatta.
Baca juga:
1.
2.