Baliho di Jalan Tendean Roboh, Ini Penyebabnya
Jumat, 1 Januari 2016 - 17:09 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id / Lilis Khalisotussurur
VIVA.co.id - Petugas Proyek PT Yasa Patria Perkasa, Hendrayani, mengungkapkan sebab robohnya papan baliho berukuran besar di Jalan Kapten Tendean, Jakarta. Lokasi robohnya baliho ini memang berada di sekitar proyek pembangunan jalan layang Kapten Tendean-Blok M-Ciledug atau Paket Santa yang dikerjakan PT Yasa Patria Perkasa.
Menurut Hendrayani, pondasi baliho di lapangan tidak sesuai dengan gambar yang diberikan dari otoritas perusahaan pembuat reklame. Seharusnya baliho yang ditanam di tanah memiliki lima pasak yang ditanam lima meter di bawah tanah. Tapi ternyata baliho tersebut hanya ditanam dengan lempengan tanpa ada pasak seperti yang ia jelaskan.
"Banyak tiang reklame di sepanjang sini, aman. Reklame itu lain-lain pemiliknya. Reklame ini pemiliknya sudah ke-detect. Kalau dia pasang pondasinya betul, jadi seperti reklame yang lain (tidak roboh). Di bawahnya kita bikin plat memanjang supaya stabil. Masa ini tidak bikin gitu-gitu," kata Hendrayani di lokasi kejadian, Tendean, Jakarta, Jumat, 1 Januari 2016.
Ia menjelaskan, karena melihat pondasi baliho yang tak sesuai gambar, ia telah mencoba menghubungi otoritas perusahaan pembuat baliho bersangkutan untuk memperingatkan bahwa baliho tersebut tak sesuai dengan gambar yang ia terima.
"Pemiliknya ditelpon-telpon nggak diangkat. Lalu setelah bisa dihubungi dia menjawab bisa menjamin pondasinya (baliho) bagus. Tahu gitu (baliho roboh), saya robohin saja dulu," kata Hendrayani.
Saat ditanya kenapa ia tak memasang penopang baliho ketika mengetahui pondasi baliho tersebut tidak kuat, ia menegaskan tidak memiliki wewenang melakukan hal tersebut. Sebab tindakan yang diberikan pada baliho menjadi kewenangan pembuat baliho.
"Kan dia (pembuat baliho) yang bayar (ke pemda untuk memasang baliho), sampai berapa lama. Kontrak mereka habis akhir Januari 2016. Setelah itu tidak diperpanjang lagi. Sambil tunggu itu (kontrak habis), dia bilang tahan dulu (balihonya)," ujar Hendrayani.
Ia menuturkan karena melihat pemasangan baliho yang tidak sesuai standar ini, ia sudah mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dua hari sebelum baliho ini roboh, ia telah meminta petugas keamanan dari perusahaannya untuk mengawasi baliho ini selama 24 jam.
"Sudah ada pergerakan (baliho), kita tutup (jalan), dan jatuh," kata Hendrayani.
Sebelumnya baliho berukuran besar roboh pukul 09.00 WIB di Tendean. Akibat kejadian ini, jalur jalan dua arah ke arah Pancoran dan Blok M ditutup hingga evakuasi baliho selesai. Evakuasi diselesaikan petugas Pemadam Kebakaran dan Konstruksi hingga pukul 14.00 WIB.
Terkait hal ini, tidak hanya Hendrayani yang menyadari tanda-tanda akan robohnya baliho berukuran besar ini. Warga sekitar dan petugas yang biasa bekerja di sekitar robohnya baliho pun sudah mengkhawatirkan baliho ini akan roboh.
Salah satu petugas keamanan sebuah bank yang berada di dekat lokasi kejadian, Petugas Keamanan Bank Mandiri Farid Wijaya mengatakan tepat di belakang baliho ada tembok yang sudah retak. Pada tembok tersebut memang tertempel sejumlah kabel listrik. Dari tembok yang retak tersebut, ia mencurigai bahayanya baliho akan jatuh.
"Ngeri-ngeri baliho akan jatuh, sudah lama. Warung nasi tempat tembok retak ini saja sudah tidak pernah buka. Semalam kita ngobrol-ngobrol juga ini sudah parah," kata Farid di dekat lokasi kejadian pada kesempatan terpisah.
Selanjutnya, pedagang pecel di depan Bank Mandiri, Sukatno juga ikut berkomentar. Menurutnya dari sebelum ada pengerjaan proyek jalan layang, tembok tersebut sudah retak. Ia memperkirakan retaknya tembok yang menghubungkan dengan papan reklame sudah terjadi sejak setengah bulan lalu.
"Retak parah sekitar 4 sampai 5 hari belakangan ini," kata Sukatno pada kesempatan yang sama saat VIVA.co.id berbincang dengan Farid. (ren)
Baca Juga :
Menurut Hendrayani, pondasi baliho di lapangan tidak sesuai dengan gambar yang diberikan dari otoritas perusahaan pembuat reklame. Seharusnya baliho yang ditanam di tanah memiliki lima pasak yang ditanam lima meter di bawah tanah. Tapi ternyata baliho tersebut hanya ditanam dengan lempengan tanpa ada pasak seperti yang ia jelaskan.
"Banyak tiang reklame di sepanjang sini, aman. Reklame itu lain-lain pemiliknya. Reklame ini pemiliknya sudah ke-detect. Kalau dia pasang pondasinya betul, jadi seperti reklame yang lain (tidak roboh). Di bawahnya kita bikin plat memanjang supaya stabil. Masa ini tidak bikin gitu-gitu," kata Hendrayani di lokasi kejadian, Tendean, Jakarta, Jumat, 1 Januari 2016.
Ia menjelaskan, karena melihat pondasi baliho yang tak sesuai gambar, ia telah mencoba menghubungi otoritas perusahaan pembuat baliho bersangkutan untuk memperingatkan bahwa baliho tersebut tak sesuai dengan gambar yang ia terima.
"Pemiliknya ditelpon-telpon nggak diangkat. Lalu setelah bisa dihubungi dia menjawab bisa menjamin pondasinya (baliho) bagus. Tahu gitu (baliho roboh), saya robohin saja dulu," kata Hendrayani.
Saat ditanya kenapa ia tak memasang penopang baliho ketika mengetahui pondasi baliho tersebut tidak kuat, ia menegaskan tidak memiliki wewenang melakukan hal tersebut. Sebab tindakan yang diberikan pada baliho menjadi kewenangan pembuat baliho.
"Kan dia (pembuat baliho) yang bayar (ke pemda untuk memasang baliho), sampai berapa lama. Kontrak mereka habis akhir Januari 2016. Setelah itu tidak diperpanjang lagi. Sambil tunggu itu (kontrak habis), dia bilang tahan dulu (balihonya)," ujar Hendrayani.
Ia menuturkan karena melihat pemasangan baliho yang tidak sesuai standar ini, ia sudah mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dua hari sebelum baliho ini roboh, ia telah meminta petugas keamanan dari perusahaannya untuk mengawasi baliho ini selama 24 jam.
"Sudah ada pergerakan (baliho), kita tutup (jalan), dan jatuh," kata Hendrayani.
Sebelumnya baliho berukuran besar roboh pukul 09.00 WIB di Tendean. Akibat kejadian ini, jalur jalan dua arah ke arah Pancoran dan Blok M ditutup hingga evakuasi baliho selesai. Evakuasi diselesaikan petugas Pemadam Kebakaran dan Konstruksi hingga pukul 14.00 WIB.
Terkait hal ini, tidak hanya Hendrayani yang menyadari tanda-tanda akan robohnya baliho berukuran besar ini. Warga sekitar dan petugas yang biasa bekerja di sekitar robohnya baliho pun sudah mengkhawatirkan baliho ini akan roboh.
Salah satu petugas keamanan sebuah bank yang berada di dekat lokasi kejadian, Petugas Keamanan Bank Mandiri Farid Wijaya mengatakan tepat di belakang baliho ada tembok yang sudah retak. Pada tembok tersebut memang tertempel sejumlah kabel listrik. Dari tembok yang retak tersebut, ia mencurigai bahayanya baliho akan jatuh.
"Ngeri-ngeri baliho akan jatuh, sudah lama. Warung nasi tempat tembok retak ini saja sudah tidak pernah buka. Semalam kita ngobrol-ngobrol juga ini sudah parah," kata Farid di dekat lokasi kejadian pada kesempatan terpisah.
Selanjutnya, pedagang pecel di depan Bank Mandiri, Sukatno juga ikut berkomentar. Menurutnya dari sebelum ada pengerjaan proyek jalan layang, tembok tersebut sudah retak. Ia memperkirakan retaknya tembok yang menghubungkan dengan papan reklame sudah terjadi sejak setengah bulan lalu.
"Retak parah sekitar 4 sampai 5 hari belakangan ini," kata Sukatno pada kesempatan yang sama saat VIVA.co.id berbincang dengan Farid. (ren)