Metromini Hingga Lamborghini Antarkan Warga ke Liang Lahat

Lamborghini putih yang kecelakaan di Kelapa Gading
Sumber :
  • Twitter @TMCPoldaMetro

VIVA.co.id - Sepanjang Tahun 2015, Ibu kota Jakarta dan sekitarnya tidak terlepas dari kecelakaan lalu lintas. Tercatat, ada beberapa kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban meninggal dan luka-luka. Penyebabnya kecelakaan pun bermacam-macam.

VIVA.co.id merangkum beberapa kasus kecelakaan di tahun 2015 yang menjadi pusat perhatian masyarakat. Melibatkan angkutan umum hingga kendaraan kelas atas, di antaranya:

1. Outlander maut Pondok Indah

Awal tahun ini atau tepatnya 20 Januari 2015 malam. Kecelakaan maut terjadi di Jalan Iskandar Muda, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Dalam kecelakaan tersebut empat orang tewas.

Pelaku tabrakan maut ini yakni Christopher Daniel Sjarief, pengemudi Mitsubishi Outlander Sport B 1658 PJE. Dengan kecepatan 131 kilometer per jam, mobil Christopher menyeruduk sejumlah pengendara yang ada di depannya.

Dari hasil pemeriksaan pihak Mitsubishi, polisi menyatakan pemuda 23 tahun itu melaju tanpa ada upaya untuk mengerem. Polisi menduga Christopher lepas kendali.

Dipengujung kasus, hukum meloloskan Christopher menginap lama di tahanan. Majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Christopher bebas bersyarat.

Putusan itu mengecewakan keluarga korban. Bahkan, saat kasus berjalan Christopher hanya berstatus tahanan kota.

2. Lamborghini seruduk motor

Kecelakaan mobil mewah terjadi di Jalan Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 6 september 2015. Lamborghini bernomor polisi B 8 RBY, nyaris membawa petaka bagi Endah Suprapti.

Endah yang mengendarai sepeda motor bernomor polisi B 6298 SWI diseruduk mobil super kencang itu pada 6 September 2015. Dalam kecelakaan tersebut, Endah selamat meski mengalami koma di rumah sakit.

Polisi menduga, sang pengemudi, Roby, tidak hati-hati dalam berkendara dan memacu dengan kecepatan 90-100 kilometer per jam.

Setelah menabrak motor, Lamborghini itu menabrak tiang yang menyebabkan bagian depan mobil itu ringsek. Polisi menetapkan Roby sebagai tersangka kasus.

 

3. Kopaja lindas pengemudi Gojek

Kopaja S 612 dengan nomor polisi B 7664 RW menabrak tiga kendaraan di depannya pada 16 september 2015, di antaranya dua mobil dan satu motor yang merupakan pengemudi Gojek.

Bahkan, akibat kecelakaan tersebut, pengemudi Gojek yang saat itu mengantar istri dan anaknya menjadi korban kecelakaan tersebut.

Ya, sang pengemudi Gojek Gunawan (44) meninggal di tempat kejadian perkara di Jalan Buncit, Mampang, Jakarta Selatan.

Sedangkan istrinya Lilis (36), tak tertolong meski telah dibawa ke rumah sakit. Saat itu, Lilis sedang hamil tua. Sementara sang anak Aldo (8), kritis dan menjalani perawatan di Rumah Sakit.

Sementara itu, Sopir kopaja, Budi Wahyono (26), mengaku dalam kecelakaan tersebut dirinya tak dapat mengerem maksimal. Penyebabnya ada botol air yang mengganjal di pedal rem.

Akhirnya kopaja itu menyeruduk tiga kendaraan, termasuk motor Gunawan. Polisi menetapkan sopir kopaja itu sebagai tersangka kasus tabrakan maut tersebut.

4. Metromini 'cium' Commuter Line

Kasus ini mungkin menjadi salah satu kecelakaan yang cukup menyita perhatian sepanjang 2015. Bagaimana tidak, dalam kecelakaan yang terjadi pada tanggal 6 Desember 2015 melibatkan metromini dan KRL Commuter Line menewaskan 18 orang termasuk sang sopir.

Sang sopir Asmadi (35), yang membawa Metromini B 80 Kota-Kalideres dengan nomor polisi B 7060 FD dengan nekat menerobos perlintasan kereta di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat.

Metromini nekat menyeberang rel meski pintu perlintasan telah tertutup dan sinyal tanda kereta lewat telah berbunyi.

Petugas perlintasan dan warga mengaku telah memperingatkan sopir namun tak diindahkan. Padahal, jarak kereta sudah dekat. Metromini akhirnya tertabrak dan terseret sejauh 200 meter hampir mendekati peron Stasiun Angke.

Saat itu, para penumpang metromini ada yang terpental, yang mengakibatkan banyak korban tewas. Tak hanya menelan 18 jiwa, kejadian ini melukai enam penumpang lainya.

Tabrakan tersebut juga sempat mengganggu perjalanan kereta. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turun tangan menyelidiki kasus tersebut.

5. Kopaja tewaskan pejalan kaki di HI

Selang beberapa jam usai kecelakaan metromini maut dengan Commuter Line di perlintasan kereta Tubagus Angke, Tambor, Jakarta Barat, 6 Desember 2015. Sebuah kopaja 19 bernomor polisi B 7120 DG, jurusan Blok M - Thamrin menabrak seorang pejalan kaki bernama Karen (19) hingga tewas di depan Halte Busway, Thamrin, Jakarta Pusat, pada pukul 12.30 Wib.

Dalam keterangan saksi, saat sebelum kecelakaan sang sopir sedang bermain handphone yang membuat bus oleng dan terbalik sehingga menabrak korban.

Dalam kejadian ini, sang sopir dan kondektur melarikan diri. Hingga saat ini pihak kepolisian masih memburu sang sopir yang sudah diketahui identitasnya bernama Joko Susetio. Dia adalah sopir tembak kedua.

Kopaja tersebut adalah milik perorang atas nama Dian Sugiyanto bin Bilah dengan alamat Jalan Maninjau No 13 Ciganjur Jakarta Selatan.

Untuk sopir Kopaja tersebut biasanya dikendarai oleh atas nama Suyadi yang bekerja dari Senin hingga Sabtu.

Pengemudi pada hari Minggu biasanya diserahkan ke sopir tembak atas nama Yogi Prayitno, tetapi pada kecelakaan tersebut di kemudikan sopir tembak kedua bernama Joko Susetio.