Tinjau Proyek MRT, Jokowi: Ini Harusnya Tugas Gubernur DKI
Rabu, 23 Desember 2015 - 10:52 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo kembali meninjau proyek Mass Rapid Transit (MRT), Rabu, 23 Desember 2015.
Presiden meninjau pengeboran yang dilakukan Antareja, mesin bor yang dinamakan sendiri oleh Jokowi saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Lokasi yang didatangi, nantinya akan menjadi Stasiun Senayan.
Jokowi mengaku, tiap hari hingga tiap bulan, dia memantau pembangunan itu. Walau diakuinya, sebenarnya bukan tugas dia lagi karena sudah menjadi Presiden RI.
Baca Juga :
Presiden meninjau pengeboran yang dilakukan Antareja, mesin bor yang dinamakan sendiri oleh Jokowi saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Lokasi yang didatangi, nantinya akan menjadi Stasiun Senayan.
Jokowi mengaku, tiap hari hingga tiap bulan, dia memantau pembangunan itu. Walau diakuinya, sebenarnya bukan tugas dia lagi karena sudah menjadi Presiden RI.
"Setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, saya terus memantau pembangunan MRT ini. Meskipun ini juga menjadi tanggung jawabnya Gubernur DKI Jakarta tetapi tiap hari, tiap minggu, tiap bulan, terus saya ikuti," jelas Jokowi, di lokasi proyek MRT, Senayan, Jakarta, Rabu 23 Desember 2015.
Jokowi beralasan ingin agar pembangunan ini sukses. Sehingga nantinya bisa menjadi contoh bagi kota lain, kalau ingin membangun hal serupa.
"Dan tadi saya sudah mendapatkan angka-angkanya. Jadi selama 93 hari ini sudah mencapai 327 meter pengeborannya dan kita harapkan nantinya pengeboran ini akan selesai pada tahun 2016 akhir seluruhnya, terowongannya sudah jadi," jelas Jokowi.
Jokowi mengatakan, untuk Stasiun Senayan sudah bisa dibilang rampung. Sehingga, dia berharap stasiun-stasiun lainnya akan menyusul segera rampung.
"Perlu juga saya sampaikan bahwa setiap hari ini bisa melakukan pengeboran antara 8-12 meter kira-kira," katanya.
Menurut Jokowi, transportasi bawah tanah menjadi solusi efektif untuk kota-kota seperti Jakarta. Mengingat, ruang di atas tanah sudah tidak ada lagi.
"Mau tidak mau di bawah tanah. Saya kira semua kota-kota besar di seluruh dunia seperti itu," katanya.
Walau begitu, beberapa kota di Indonesia tidak semua menggunakan transportasi bawah tanah. Seperti LRT yang mulai dikerjakan di Palembang.
"Nantinya di Surabaya juga tetap bukan LRT pakai train, beda-beda. Bisa saja nanti kota yang lain minta bawah tanah karena lahan di atas tanah tidak mencukupi," katanya.
Dalam kunjungan itu, Jokowi didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Bustami.
Sementara itu, Direktur PT MRT Jakarta di lokasi menjelaskan, proyek MRT Jakarta koridor selatan utara terbagi dalam dua fase.
Adapun fase pertama nantinya akan menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI. Sementara fase kedua, menghubungkan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Kampung Bandan.
PT MRT membutuhkan empat mesin bor untuk membangun enam stasiun bawah tanah di Jakarta. Stasiun bawah tanah MRT yang akan dibangun antara lain Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora dan Bundaran Senayan.
Diperkirakan, MRT akan mengangkut 280.000 penumpang per hari pada koridor pertama sepanjang 9,8 kilometer. Dengan rute melintas di jalur layang, mendekati Patung Senayan akan masuk jalur bawah tanah sepanjang 9,7 km menuju Bundaran HI. (one)