Sopir Metro Mini: Ahok Bijaklah Buat Aturan

Sumber :
  • Bayu Januar
VIVA.co.id
- Aksi mogok para sopir Metro Mini kembali berlanjut. Aksi ini sebagai bentuk protes kepada Dinas Perhubungan DKI dan Pemda DKI yang mengandangkan kendaraan Metro Mini yang tak laik jalan.

Sepanjang Jalan Raya Bekasi menuju arah Pulogebang yang biasanya dipenuhi Metro Mini, hingga siang ini tampak lengang. Belasan bus kecil oranye ini terlihat tak beroperasi dan hanya parkir di bawah flyover Pondok Kopi, Jakarta Timur, tepatnya di dekat rel kereta api Stasiun Klender, Jakarta Timur.

Metro Mini tersebut berjajar rapi dan pintunya tertutup rapat. Sejumlah sopir terlihat duduk-duduk tak jauh dari busnya.

Salah seorang sopir jurusan Pondok Kopi-Senen, Girsang (62), mengaku sudah sepekan terakhir tak beroperasi. Ia terpaksa ikutan mogok lantaran rekannya sesama sopir Metro Mini juga tak beroperasi.

"Teman-teman mogok, ya ikutan mogok juga. Takutnya kalau tetap jalan, nanti bus dilempar pakai batu," ujar Girsang di bawah flyover Pondok Kopi, Jakarta Timur, Senin 21 Desember 2015.

Girsang mengeluhkan, akibat mogok ini membuatnya tidak ada pemasukan. Dia mengaku membutuhkan uang menjelang perayaan Natal, karena dia ikut merayakannya.

"Sudah seminggu ini enggak ada pemasukan. Kebetulan saya merayakan Natal, butuh uang kan untuk belanja, belum lagi anak-anak saya ada lima perlu biaya semua," tuturnya yang sudah menekuni profesi sebagai sopir Metro Mini selama 20 tahun.

Jika beroperasi normal, Girsang mengaku, dalam satu hari bisa memperoleh Rp600-700 ribu. Jumlah itu nanti akan dibagi lagi untuk pengelola Metro Mini dan separuhnya dibagi dua untuk dia dan kernet.

Menurut dia, di Jakarta Timur saat ini ada sekitar 80 Metro Mini yang tidak beroperasi. Jumlah itu termasuk sejumlah bus yang telah dikandangkan Dishub DKI di Terminal Barang Pulogebang. Ia mengaku diminta rekannya untuk tidak beroperasi sampai hari ini.

"Katanya nanti pengelola Metro Mini mau ketemu dulu dengan pihak Dishub. Kami tunggu keputusan saja hari ini bagaimana," ujarnya.

Disinggung soal Metro Mini yang tak laik jalan, Girsang mengaku rutin melakukan uji KIR setiap enam bulan sekali. Kondisi ban, rem, lampu, maupun bodi kendaraan miliknya telah dinilai dan masih laik jalan.

"Memang, usia Metro Mini yang ada di jalanan umumnya memang lebih dari 10 tahun. Bahkan, Metromini yang paling baru pun adalah keluaran tahun 2001," katanya.

Dia pun menyesalkan mengenai kebijakan tersebut dan meminta Pemda DKI sedikit bijaksana.

"Sekarang coba cari Metro Mini yang di bawah 10 tahun, ya enggak ada. Kalau ketentuan Dishub mengandangkan Metro Mini di atas 10 tahun, ya habis semua Metro Mini," katanya.

Girsang pun tak setuju jika sopir Metromini seluruhnya dibilang ugal-ugalan. Ia justru tak mendukung dan mengecam sopir yang mengendarai asal-asalan, bahkan hingga menyebabkan kecelakaan.

"Kalau memang ada yang lewat trayek itu salah, bikin malu, kami juga enggak dukung. Kami di sini mau ugal-ugalan bagaimana, jalannya saja sempit, macet," katanya.

Ia pun berharap agar Metro Mini diperbolehkan beroperasi kembali. Menurut Girsang, jika memang ada kondisi fisik Metromini yang kurang bisa diperbaiki dulu.

"Kami maunya diperbolehkan lagi beroperasi, jangan cari kesalahan. Metro Mini memang jeblok semua, tapi yang bijaklah membuat aturan, jangan sampai mematikan rezeki kami," ujarnya.