Ini Saran M Taufik, Terkait Dana Tak Terduga RAPBD Jakarta
Sabtu, 19 Desember 2015 - 20:10 WIB
Sumber :
- Danar Dono - VIVA.co.id
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengalokasikan angka Rp418 miliar di RAPBD 2016 untuk dana tak terduga. Wakil Ketua DPRD DKI, Mohammad Taufik, sempat mempertanyakan peruntukan dana tersebut.
"Dana tak terduga itu banyak yang kita anggap tak tepat sasaran, buat apa?" kata Taufik usai rapat paripurna RAPBD Tahun 2016 di Gedung DPRD, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu, 19 Desember 2015.
Taufik mengusulkan dana tak terduga itu dipakai untuk membeli bus baru. Menurutnya, masih banyak masalah transportasi di DKI.
Baca Juga :
"Dana tak terduga itu banyak yang kita anggap tak tepat sasaran, buat apa?" kata Taufik usai rapat paripurna RAPBD Tahun 2016 di Gedung DPRD, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu, 19 Desember 2015.
Taufik mengusulkan dana tak terduga itu dipakai untuk membeli bus baru. Menurutnya, masih banyak masalah transportasi di DKI.
"Banyak masalah itu mesti diberesin, makanya saya setuju kalau dana tak terduga itu untuk beli bus. Masih banyak bus yang rusak dan infrastruktur yang kurang. Beresin lah. Kalau APBD kita naik, bus gratis tak usah kejar setoran," ujar politisi Partai Gerindra itu.
Taufik lalu mencontohkan salah satunya pembenahan Metro Mini. "Dari tahun berapa, ya-ya enggak-enggak, ya kan? Terus begini. Harus ada tindakan tegas," tambahnya.
Sebelumnya, saat pembacaan pandangan komisi dalam Rapat Paripurna, anggota F-Gerindra, Aristo Purboadji, menyebut dalam dokumen RAPBD 2016 tertulis anggaran Belanja Tidak Langsung yang diajukan Pemprov DKI sebesar Rp24.517.118.781.160.
Adapun rincian anggaran belanja pegawai sebagai berikut :
- Belanja pegawai sebesar Rp 17.939.205.370.920.
- Belanja bunga sebesar Rp 30.000.000.000.
- Belanja subsidi sebesar Rp 1.612.726.275.800.
- Belanja hibah sebesar Rp 1.990.479.055.395.
- Bantuan sosial sebesar Rp 2.524. 446.425.000.
- Bantual parpol sebesar Rp 1. 818.003.960.
Sementara berdasarkan penghitungan F-Gerindra, jumlahnya tidak mencapai Rp 24.517.118.781.160, melainkan Rp24.098.675.131.057. Sehingga terdapat selisih Rp418.443.650.103.