Pengakuan Mencengangkan Bos Penjual Ayam Tiren
Senin, 14 Desember 2015 - 21:14 WIB
Sumber :
- Anwar Sadat - VIVA.co.id
VIVA.co.id
- Supardi bersama rekannya Sugiyono dan satu orang karyawannya bernama Deni ditangkap petugas Kepolisian Polsek Cakung pada Sabtu, 12 Desember 2015 lalu. Mereka bertiga ditangkap karena terlibat dalam kasus penjualan ayam tiren (mati kemarin).
Menurut keterangan Supardi yang merupakan pemilik bisnis ini, ia memperoleh ayam Tiren tersebut dari salah satu Rumah Potong Hewan (RPH) yang berada di dekat pintu air, di wilayah Pulogadung.
Supardi mengatakan, mendapatkan ayam tiren tersebut dengan harga Rp2.000 sampai Rp5.000 per ekor. Dan menurut Supardi, orang yang membeli ayam tersebut sudah mengetahui kalau yang dijual Supardi adalah ayam tiren.
"Biasanya yang beli yang tahu aja, kami jualnya Rp7.000 sampai Rp8.000. Biasanya sehari kita belanja bisa sampai 40 ekor," jelas Supardi di gudang penyimpanan ayam tiren di kawasan industri Pulogadung, Senin 14 Desember 2015.
Baca Juga :
Supardi mengatakan, ayam tiren yang dia beli, biasanya mati bukan karena disembelih, tetapi mati karena berbagai sebab. Salah satunya ada yang mati akibat suhu panas selama dalam perjalanan menuju RPH
"Biasanya mati karena kepanasan dalam mobil, ada juga yang kegencet dengan ayam lainnya selama perjalanan," ujarnya.
Selain membeli ayam tiren, Supardi juga mengaku membeli ayam segar seharga Rp30 ribu per ekor sebagai campuran agar bisnis ayam tirennya tak dicurigai warga sekitar, dan konsumen yang tidak tahu bisa yakin bahwa ayam jualan Supardi adalah ayam segar.
"Kalau untuk yang tidak tahu, cukup susah membedakannya," ujar Supardi
Supardi enggan mengatakan siapa saja yang menjadi pelanggan ayam tiren tersebut, dia juga mengaku tak tahu ayam tiren itu akan diolah menjadi apa,"itu urusan mereka mau mengolah jadi apa, saya tak tahu,"ungkapnya. (one)