Cara 25 WNA Tipu Korban, Pura-pura Jadi Pejabat di China

Penipuan WNA
Sumber :
  • VIVA.co.id / Danar Dono
VIVA.co.id
- Tim gabungan dari Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengungkap kasus penipuan siber yang dilakukan oleh Warga Negara Asing asal China di Ruko Blok B Nomor 17 Mangga Dua Square, Jakarta Utara.


Kepala Unit III Jatanras Polda Metro Jaya, Komisaris Dhany Aryanda, mengatakan modus para pelaku yaitu mengaku sebagai pejabat negara China dan memeras para korbannya yang juga merupakan WN China dari Indonesia.


"Mereka menghubungi para pejabat di China dan mengaku sebagai pejabat, polisi atau kejaksaan. Kemudian mereka melakukan pemerasan terhadap para korbannya, tapi dari Indonesia," ujar Dhany di lokasi kejadian perkara di Ruko Blok B Nomor 17 Mangga Dua Square, Jakarta Utara, Jumat, 27 November 2015.


Dhany menuturkan, penangkapan para WN China terjadi pada siang tadi. Pengungkapan juga dilakukan berdasarkan laporan warga yang sering melihat WNA China keluar masuk di dalam ruko tersebut.


"Warga curiga karena mereka sering bolak balik dan tidak mengetahui alasan yang jelas," ujar Dhany.


Dalam pengungkapan ini, polisi berhasil mengamankan 25 WN China yang terdiri dari 18 pria dan 7 perempuan. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti terkait penipuan, di antaranya ratusan telepon, paspor, telepon genggam, dokumen, laptop dan
Voice Over Internet Protocol
(VOIP).


Lebih lanjut, Dhany mengaku Kepolisian masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap seluruh WN China tersebut dan melakukan pengejaran terhadap oknum yang membawa para WN China ke Indonesia.

"Kami masih memeriksa. Kami juga bawa mereka ke Imigrasi untuk didata. Kami juga terkendala bahasa, karena mereka hanya bisa bahasa China," ujar Dhany.

Sementara itu, Kepolisian juga masih menunggu hasil tes urine yang dilakukan oleh Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya terhadap para WNA China tersebut. Pasalnya, saat dilakukan penggeledahan, polisi menemukan timbangan elektrik yang biasa digunakan untuk menimbang narkoba.


"Kami masih menunggu hasilnya. Tapi ini masih dugaan," ujar Dhany. (ase)