DKI Wacanakan Truk Sampah Melintas di Jatiasih
- Zahrul Darmawan
VIVA.co.id - Aksi warga Cileungsi, Bogor, yang mengadang truk sampah DKI melintas di wilayah mereka menyebabkan distribusi sampah yang akan dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, menjadi terhambat.
Usai melakukan proses mediasi antara pihak DKI dengan warga setempat, disepakati bahwa pengangkutan sampah melintasi jalur Transyogi, Cileungsi, hanya boleh melintas pada malam hari, yakni mulai pukul 21.00 hingga 05.00 WIB.
Sebelumnya truk sampah DKI bebas melintas melalui jalur Cileungsi selama 24 jam. Hal ini membuat warga geram, lantaran bau menyengat dari truk sampah yang melintas di jam-jam sibuk. [Baca: ]
Pembatasan waktu melintas truk sampah melalui jalur Transyogi, Cileungsi, mulai pukul 21.00-05.00 WIB, sama dengan waktu yang diperbolehkan bagi truk sampah DKI melintasi jalur Bekasi Barat.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan pembatasan jam melintas truk sampah melalui jalur Transyogi Cileungsi akan menimbulkan persoalan baru di Kota Bekasi. Sebab ada dua jalur truk sampah yang akan masuk ke Bantargerbang pada waktu bersamaan.
"Ini ada pertemuan dari dua jalur, ada dua jalur Bekasi Barat sama Cileungsi. Itu antrean 8 km sampai Narogong. Ini jadi persoalan baru di Kota Bekasi," kata Isnawa Adji dalam perbincangan bersama tvOne, Sabtu, 7 November 2015.
Isnawa menuturkan, jalur Transyogi Cileungsi sebenarnya merupakan jalur alternatif menuju TPST Bantargebang. Truk sampah DKI melintas di wilayah tersebut selama 24 jam, sehingga sirkulasi sampai DKI berjalan baik.
Meskipun tak ada regulasi tertulis terkait izin truk sampah DKI melintas di Cileungsi, namun menurut Isnawa, hal tersebut sudah berlangsung sejak 2009.
"Dari 2009 itu memang jalur alternatif, dulu kan masih kosong (padat penduduk), tidak seperti saat ini," ujar Isnawa.
Namun, untuk mengatasi permasalahan ini, Isnawa mengaku Pemprov DKI tengah mewacanakan mencari jalur baru menuju TPST Bantargebang.
"Kemungkinan jalur Jatiasih, ini sedang diwacanakan," kata Isnawa. [Baca: (ase)