Bom di Alam Sutera Terkait Radikal China? Ini Kata Polisi

Polisi Ungkap Pelaku Bom Alam Sutera
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Indonesia Police Watch (IPW) menduga bom yang meledak di Mall Alam Sutera, Tangerang, pada Rabu 28 Oktober 2015, ada kaitannya dengan kelompok radikal China yang masuk ke Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, mengatakan hasil penyelidikan dan pengungkapan dalam kasus ini tersangka hanya bermain sendiri dan bermotifkan ekonomi.

"Kejadiannya seperti itu, kita dapatkan seperti itu. Sekarang kalau IPW merilis itu, apakah IPW melakukan penyelidikan? Kan tidak, tahu dari mana kalau sama?" ujar Krishna kepada wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Jumat, 30 Oktober 2015.

Untuk penanganan, kata Krishna, kasus ini akan didalami oleh pihak Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88.

"Kalau IPW mengatakan seperti itu, silakan mengikuti kegiatan penyelidikan yang dilakukan. Kami juga tidak mau menutupi dan tidak ada gunanya juga menutupi kasus ini," ujar Krishna.

Sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) menilai, kelompok radikal Xianjiang berbeda dengan kelompok radikal yang selama ini melakukan teror bom di Indonesia.

Kelompok radikal selama ini lebih fokus menebar teror pada kepentingan barat, misalnya teror bom di Bali, kedutaan atau hotel-hotel mewah milik kepentingan barat.

Sementara itu, teror bom di Alam Sutera sama sekali jauh dari kepentingan barat, tapi lebih kepada pusat keramaian yang menyangkut kepentingan etnis Tionghoa.

Modus peledakan bom di Alam Sutera dikatakan IPW hampir sama dengan ledakan bom di luar pusat perbelanjaan Paragon Bangkok, Thailand, pada 1 Februari 2015, atau ledakan bom di sebuah kuil di Bangkok pada 17 Agustus 2015 lalu.

Bom yang menewaskan 21 orang itu berkaitan dengan tingginya tekanan RRC terhadap muslim Uighur di Xianjiang dan dideportasinya 109 warga Uighur dari Thailand ke RRC.

Di Jakarta, Vihara Ekayana pernah diledakan bom pada 4 Agustus 2013 yang membuat tiga orang luka. Lalu, ITC Depok pernah terkena ledakan pada Februari 2015.

Mall Alam Sutra sendiri pernah pula kena serangan bom pada 9 Juli 2015 lalu. Serangan bom di ITC Depok dan Alam Sutera dinilai memiliki modus yang sama, yakni bom ledakan ringan diletakkan di toilet. Efek yang ingin dicapai pelaku adalah sebaran asap yang bisa mematikan.

IPW berharap, aparat keamanan mencermati fenomena radikalisme dari Xinjiang yang mulai masuk ke Indonesia. Bukan mustahil gerakan ini juga punya rangkaian dengan ISIS dan Indonesia adalah sasaran empuk bagi mereka, mengingat begitu banyaknya mal dan kepentingan RRC di Indonesia.

Terutama jika tekanan pemerintah RRC terhadap etnis Uighur di Xinjiang meninggi, Polri perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi teror bom di Indonesia agar kasus bom Bangkok tidak melebar ke negeri ini. (ase)