Di Pasar Ini, Kartu Jakarta Pintar Dipakai Beli Jam Mahal
Selasa, 29 September 2015 - 21:36 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang sejatinya digunakan untuk membeli kebutuhan sekolah, ternyata disalahgunakan oleh sejumlah orang. Mereka justru memakai kartu tersebut, untuk membeli kebutuhan yang sama sekali tidak berhubungan dengan kegiatan belajar.
Baca Juga :
Salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan identitasnya memberikan laporan adanya penyalahgunaan KJP yang dilakukan oleh sebagian siswa. Praktik penyalahgunaan KJP tersebut, terjadi di pasar Jaya Cibubur Jakarta Timur.
Dari kesaksian warga tersebut, sejumlah oknum pedagang pasar setempat menerima pembelanjaan dari pengguna KJP untuk barang di luar kebutuhan, atau peralatan sekolah.
"Waktu itu pas belanja, saya melihat sendiri pelajar datang ke sini, tetapi dia membelanjakan jam tangan senilai Rp400 ribu pakai KJP," kata pelapor kasus itu, saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Selasa 29 September 2015.
Bukan hanya itu, bahkan ada kejadian di mana seseorang menggunakan KJP di salah satu toko, dengan maksud mencairkan dana yang ada di dalamnya. Tanpa perlu berbelanja, pelaku bisa memperoleh sejumlah uang.
"Saya juga pernah lihat, ada yang transaksi tapi enggak belanja barang. Cuma dari transaksi itu, dia dapat duit Rp100 ribu," tambahnya
Ia melanjutkan, kejadian ini telah berlangsung kurang lebih setelah lebaran usai, saat KJP sudah tak dapat ditarik tunai lagi. "Mulai setelah Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta) tidak mengizinkan untuk menarik tunai lagi," ujar dia.
Dia melanjutkan, praktik tersebut dilakukan siswa berseragam sekolah. Ada pula, yang dilakukan oleh orangtua siswa. Ia tak tahu, mengapa pedagang setempat sampai mau melegalkan praktik tersebut.
"Saya tidak tahu. Ya, namanya orang dagang lagi sepi. Saya cuma tidak ingin dana dari pemerintah, tapi malah disalahgunakan," tambahnya.
Sementara itu, Nita (35), salah seorang pedagang di Pasar Jaya Cibubur menuturkan, pengguna KJP yang belanja di tempatnya lumayan banyak. Selain pemilik KJP langsung, terkadang mereka ditemani orangtuanya. "Yang pakai KJP ramai, kadang siswanya sendiri, kadang sama orangtuanya juga," kata wanita penjual tas tersebut.
Saat disinggung mengenai penyalahgunaan KJP, sejauh ini, ia belum pernah mengalami. Semua yang berbelanja dengan memakai KJP di tempatnya, selalu sesuai peraturan. "Enggak ada tuh yang aneh-aneh, semua yang belanja pakai KJP belinya ya tas sekolah bukan tas wanita gitu," ujarnya.
Ada pun untuk menggunakan KJP terbilang mudah. Pengguna cukup menunjukkan kartu tersebut untuk kemudian bertransaksi. "Cuma, kalau saya kan belum ada mesinnya. Jadi, numpang sama toko lain dan kena charge Rp5.000 per transaksi. Itu biaya dikenakan ke pembeli," ujarnya. (asp)