Jokowi: MRT 26 Tahun Tidak Diputus-putuskan, Kenapa?
- VIVA.co.id/Muhammad Solihin
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian mesin bor bawah tanah proyek Mass Rapid Transit (MRT), yang diberi nama Antareja, Senin 21 September 2015, di Patung Pemuda Senayan.
"Saya selalu sampaikan, jangan menunda-nunda yang berkaitan dengan infrastruktur," kata Presiden Jokowi, dalam sambutannya.
Menurutnya, kalau terus ditunda-tunda, maka sampai kapan pun proyek infrastruktur tidak akan berjalan. "Contohnya MRT. 26 tahun tidak diputus-putuskan. Kenapa? Selalu yang dihitung-hitung untung dan rugi."
Dia menekankan, untuk membangun proyek transportasi massa, tentu tidak akan memberikan keuntungan. Mestinya yang dihitung benefitnya untuk negara, masyarakat, kota seperti apa.
Menurutnya, kalau selalu dihitung untung dan ruginya, maka sampai kapan pun tidak akan dikerjakan.
"Untuk itu saat saya menjadi gubernur, beberapa kali meeting saya putuskan untuk langsung dikerjakan. Kenapa? Dengan pertemuan, meeting, beberapa kali, angkanya tidak akan berubah. Ganti gubernur tidak akan berubah. Karena namanya transportasi massa tidak akan mendatangkan keuntungan," kata Jokowi.
Jokowi menyindir pejabat-pejabat gubernur DKI Jakarta sebelumnya. Menurutnya, bila proyek itu diputuskan untuk dikerjakan puluhan tahun lalu, maka biaya pembebasan lahannya jauh lebih murah ketimbang sekarang.
"Bukan apa-apa, bayangkan kalau dikerjakan 25 tahun lalu pembebasan lahan pasti jauh lebih murah tidak perlu runtuhkan lapangan Lebak Bulus," ujarnya.
"Masyarakat Jakarta 26 tahun menunggu MRT. Wajar (bertanya) kapan jadinya, kapan selesainya."
Jokowi menyaksikan dan meresmikan secara langsung pengoperasian mesin bor bawah tanah proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang diberi nama Antareja. Nama ini adalah pemberian dari Jokowi saat groundbreaking proyek ini pada 2013, saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Hadir mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Perencanaan Pembangunan Kepala Bapennas Sofyan Djalil, Wagub DKI Djarot Syaiful Hidayat.
Untuk konstruksi bawah tanah MRT nanti, juga akan menggunakan salah satu mesin bor yang disebut Tunnel Boring Machine (TBM). Memulai operasi dari Patung Pemuda Senayan, menuju ke utara hingga Setiabudi.
Mesin bor itu dinamai Antareja dengan harapan akan bekerja setangguh tokoh Antareja, yang dalam kisah pewayangan merupakan putera Bima yang tangguh saat berada di dalam tanah.
Antareja adalah salah satu dari empat mesin yang akan dioperasikan dalam konstruksi MRT Jakarta ini. Mesin Antareja, dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan 105 (Senayan - Setiabudi), yaitu SOWJ Join Venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.
Teknologi yang digunakan Antareja adalah Earth Pressure Balance (EPB) yang diproduksi perusahaan Jepang, Japan Tunnel System Corporation atau JTSC.
Antareja berdiameter lebih kurang 6,7 meter dengan panjang total 43 meter, berbobot hingga 232 ton. Kecepatan pengeboran mesin ini 8 meter per hari. Target perkiraan, mulai September 2015 hingga Desember 2016. (one)