Hadapi El Nino, Kementan Ciptakan Hujan Buatan
- Anwar Sadat - VIVA.co.id
VIVA.co.id - Dampak El Nino dan musim kemarau mengakibatkan sejumlah sawah di beberapa wilayah kekeringan. Karena kondisi tersebut, produksi hasil persawahan juga terhambat.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) membuat rekayasa cuaca dengan pembuatan hujan buatan. Langkah ini dilakukan agar waduk, embung, dan sumur di daerah sentra pertanian padi di Jawa Tengah dan Jawa Barat dapat berisi air.
Proses pembuatan hujan buatan akan dimulai hari ini, Selasa 25 Agustus 2015 hingga 90 hari ke depan. Untuk membuat hujan, Kementan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"El Nino saat ini moderat menuju kuat dan diprediksi berlangsung hingga awal 2016. Dan El Nino 2015 diperkirakan lebih kuat dibanding fenomena tahun 1997," kata Kepala UPT Hujan Buatan BPPT Heru Widodo di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa 25 Agustus 2015
Dampak El Nino ini, membuat musim hujan di wilayah selatan dan timur Indonesia seperti NTT, Jawa, NTB, Lampung, Bali, dan Sulawesi Selatan mundur. Kondisi ini membuat wilayah-wilayah tersebut mengalami defisit air hingga 20 miliar meter kubik.
Hingga saat ini saja, dari 200.000 hektare sawah yang terpapar kekeringan, Kementan mencatat sudah 30.000 hektare sawah gagal panen atau puso. Kondisi ini meningkat 70 persen dari posisi pada pertengahan Agustus.
Heru mengungkapkan, tahap awal, pelaksanaan rekayasa hujan buatan akan dilakukan mulai hari ini yang diprioritaskan di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
"Pelaksanaan hujan buatan pada Agustus di Pulau Jawa bukan hal mudah, karena potensi pertumbuhan awan sangat sedikit. Jika radar mendeteksi awan potensial, armada pesawat penyemai awan segera diterbangkan menuju lokasi target awan agar potensi hujan buatan bisa optimal," ucap Heru. (art)