Kasus Evan, Polisi Imbau Agar MOS Tak Menekankan Fisik

Foto Evan Simutorang semasa hidup (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Risky Andrianto
VIVA.co.id
- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal, mengimbau sekolah dan panitia penyelrnggara masa orientasi sekolah (MOS), fokus kepada proses penekanan pembelajarannya bukan menekan pada fisik.


"Imbauan kami dari Polda Metro Jaya, masa MOS sekolah adalah masalah yang berujung kepada peningkatan disiplin yang nantinya secara edukasi bahwa anak-anak sekolah atau mahasiswa lebih mengenal lingkungannya, akan lebih fokus pada proses pembelajarannya sehingga tidak perlu terlalu menekankan kepada fisik," ujar Iqbal kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin, 3 Agustus 2015.


Menurutnya, proses pembelajaran dalam masa orientasi harus dibekali dengan intelegensi yang tinggu dan moral yang baik.


"Karena anak-anak atau adik-adik kita yang mau sekolah akan dibekali dengan intelegensi yang tinggi dan moral yang betul-betul baik, sehingga harus dilatih termasuk dalam kegiatan MOS," kata Iqbal.


Jika menekankan pelatihan fisik, Iqbal mengimbau kepada sekolah dan panitia MOS agar memperhatikan kesehatan fisik peserta MOS.


"Kalaupun ada fisik harus diperhatikan, maka dari itu panitia ospek kami imbau untuk memperhatikan fisik sebelum melaksanakan ospek dengan memeriksa seluruh kesehatan siswa atau mahasiswa yang mau ospek, jangan sampai ada hal seperti ini lagi," ujar Iqbal.


Sebelumnya, Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Flora di Bekasi, Evan Christopher Situmorang, 12 tahun, diduga tewas setelah mengikuti masa orientasi siswa (MOS).


Jose Situmorang, ayah korban, pada Minggu, 2 Agustus 2015, mengatakan masa perpeloncoan di SMP FLora, yang berada di Pondok Ungu, Bekasi, itu berlangsung selama empat hari, antara 6-9 Juli.


Selama MOS, Ivan dipaksa menjalani hukuman squat jump
, karena dituduh tidak membawa berbagai barang yang diwajibkan panitia. Di hari terakhir sebelum meninggal, Evan diminta berjalan sejauh lebih dari empat kilometer.