Pengamat: Bom Mal Alam Sutera Diduga Terkait ISIS
Sabtu, 11 Juli 2015 - 11:43 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA.co.id - Aparat kepolisian hingga kini masih melakukan penyidikan atas peristiwa bom di Mal Sutera, Tangerang Selatan. Kapolri Jenderal (pol) Badroddin Haiti menyebut ada kesamaan bahan peledak dengan bom Cibiru, Bandung, pada 2010 silam.
Menanggapi hal itu, Pengamat Terorisme Ridlwan Habib menyatakan, jika jejak bom mengarah ke bom Cibiru, ia menduga pelaku bom Alam Sutera adalah kelompok yang pro ISIS. Kata dia, kelompok Cibiru adalah unit kecil yang sangat militan dan telah membunuh tiga polisi pada 2010.
“Dari ciri bom yang menurut Kapolri mirip Cibiru, bisa dilacak pada instruktur bom Cibiru yang saat ini masih menjalani hukuman penjara,” ujar peneliti Indonesia Intelligence Institute tersebut dalam keterangahn resminya kepada VIVA.co.id, Sabtu 11 Juli 2015.
Ridlwan menjelaskan, kelompok Cibiru adalah sebuah grup jihad beranggotakan enam orang yang awalnya berkumpul di pengajian masjid As Sunah Cileunyi, Bandung, Jawa Barat. Pengasuh pengajian kelompok Cibiru saat itu adalah Amman Abdurahman, yang saat ini ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kembang Kuning, Nusakambangan.
Salah seorang anggota kelompok Cibiru adalah desertir TNI AD Yuli Harsono yang membunuh tiga polisi pada Maret dan April 2010.
"Yuli Harsono berpangkat terakhir Praka itu sendiri sudah tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di Klaten, Jawa Tengah Juni 2010," kata dia.
Anggota kelompok Cibiru yang lain dikatakan Ridkwan sudah dipenjara. Salah satunya Kurnia Widodo (divonis 6 tahun pada 2011) karena merakit bom untuk menyerang objek vital dengan bahan-bahan kimia yang didapatkan dari toko umum. Kurnia adalah alumni jurusan Teknik Kimia sebuah universitas terkenal di Bandung.
“Dia terkenal sebagai ahli open source bomb. Bisa merakit bom dengan bahan-bahan oplosan, mereka saat itu menyiapkan bom mobil dengan casing Mitsubishi Galant,” katanya.
Ia menjelaskan, simpul kelompok Cibiru adalah Amman Abdurahman. Baik Yuli Harsono, Kurnia Widodo dan anggota lainnya yang menjadi radikal dan militan diketahui setelah mengikuti ceramah Amman.
“Saat ini Amman Abdurahman adalah tokoh pro ISIS di Indonesia yang paling didengar, dia masih bisa berceramah dari dalam LP dan disebarluaskan anggotanya menggunakan aplikasi soundcloud,” ujar alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI itu.
Terkait teror yang dilakukan di bulan Ramadan, motifnya dikatakan bisa bermacam-macam, terutama menciptakan kepanikan masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri.
Ridlwan meyakini aparat Densus 88 dan BNPT bisa mendapatkan data dari sisa sisa anggota Cibiru yang sekarang semuanya berada dalam penjara.
“Apakah mereka menerima murid baru di dalam penjara, atau sisa jaringan lama yang belum tertangkap, masyarakat perlu segera ditentramkan jelang Lebaran,” tegasnya.
Baca Juga :
Menanggapi hal itu, Pengamat Terorisme Ridlwan Habib menyatakan, jika jejak bom mengarah ke bom Cibiru, ia menduga pelaku bom Alam Sutera adalah kelompok yang pro ISIS. Kata dia, kelompok Cibiru adalah unit kecil yang sangat militan dan telah membunuh tiga polisi pada 2010.
“Dari ciri bom yang menurut Kapolri mirip Cibiru, bisa dilacak pada instruktur bom Cibiru yang saat ini masih menjalani hukuman penjara,” ujar peneliti Indonesia Intelligence Institute tersebut dalam keterangahn resminya kepada VIVA.co.id, Sabtu 11 Juli 2015.
Ridlwan menjelaskan, kelompok Cibiru adalah sebuah grup jihad beranggotakan enam orang yang awalnya berkumpul di pengajian masjid As Sunah Cileunyi, Bandung, Jawa Barat. Pengasuh pengajian kelompok Cibiru saat itu adalah Amman Abdurahman, yang saat ini ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kembang Kuning, Nusakambangan.
Salah seorang anggota kelompok Cibiru adalah desertir TNI AD Yuli Harsono yang membunuh tiga polisi pada Maret dan April 2010.
"Yuli Harsono berpangkat terakhir Praka itu sendiri sudah tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di Klaten, Jawa Tengah Juni 2010," kata dia.
Anggota kelompok Cibiru yang lain dikatakan Ridkwan sudah dipenjara. Salah satunya Kurnia Widodo (divonis 6 tahun pada 2011) karena merakit bom untuk menyerang objek vital dengan bahan-bahan kimia yang didapatkan dari toko umum. Kurnia adalah alumni jurusan Teknik Kimia sebuah universitas terkenal di Bandung.
“Dia terkenal sebagai ahli open source bomb. Bisa merakit bom dengan bahan-bahan oplosan, mereka saat itu menyiapkan bom mobil dengan casing Mitsubishi Galant,” katanya.
Ia menjelaskan, simpul kelompok Cibiru adalah Amman Abdurahman. Baik Yuli Harsono, Kurnia Widodo dan anggota lainnya yang menjadi radikal dan militan diketahui setelah mengikuti ceramah Amman.
“Saat ini Amman Abdurahman adalah tokoh pro ISIS di Indonesia yang paling didengar, dia masih bisa berceramah dari dalam LP dan disebarluaskan anggotanya menggunakan aplikasi soundcloud,” ujar alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI itu.
Terkait teror yang dilakukan di bulan Ramadan, motifnya dikatakan bisa bermacam-macam, terutama menciptakan kepanikan masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri.
Ridlwan meyakini aparat Densus 88 dan BNPT bisa mendapatkan data dari sisa sisa anggota Cibiru yang sekarang semuanya berada dalam penjara.
“Apakah mereka menerima murid baru di dalam penjara, atau sisa jaringan lama yang belum tertangkap, masyarakat perlu segera ditentramkan jelang Lebaran,” tegasnya.