Kapolda: Otak Penyerangan di Monas Seorang Wanita

Komisaris Jenderal Tito Karnavian
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA.co.id - Aparat kepolisian meringkus lima orang pedagang kaki lima (PKL) yang terlibat dalam kerusuhan di kawasan Monas, Jakarta. Dari kelima orang PKL tersebut, polisi menahan tiga orang terkait penyerangan yang terjadi pada Sabtu, 20 Juni 2015.

Dari ketiga orang yang ditahan, satu orang berjenis kelamin perempuan dan duanya lagi berjenis kelamin laki-laki. Bahkan, perempuan tersebut diduga sebagai provokator atau biang penyerangan tersebut.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, pihaknya hanya menetapkan tiga tersangka. Sementara dua lainnya belum ada bukti yang kuat.

"Polisi sudah menahan tiga orang, satu wanita dan dua pria, wanita tersebut bahkan sedang hamil. Kita memegang bukti-bukti wanita (hamil) itu melakukan penghasutan. Kami sudah lihat ponselnya dan ada SMS yang memang menghasut," ujar Tito usai jumpa pers pengungkapan Narkoba di Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, Selasa, 23 Juni 2015.

Sedangkan untuk dua PKL laki-laki yang juga jadi tersangka, polisi punya bukti kuat keduanya ikut dalam penyerangan di acara Lenggang Jakarta tersebut.

Namun, atas alasan kemanusiaan, pihak kepolisian memilih hanya menahan dua PKL laki-laki tersebut. "Kalau yang wanita, karena alasan kemanusiaan kami tidak tahan. Tapi proses hukum tetap berjalan. Sebab Dia sedang hamil enam bulan," ujar Tito.

Sementara, dua PKL lainnya dilepas. Sebab Polisi masih kekurangan bukti untuk menjadikannya tersangka dan menahanannya. "Masih dicari buktinya lagi untuk dua PKL lainnya," ujarnya menambahkan.

Tito mengaku paham penyebab penyerangan acara Lenggang Jakarta tersebut terjadi. "Saya paham ini masalah perut. Tapi tidak bisa jadi alasan pembenar melakukan aksi anarkis. Aksi anarkis pada prinsipnya tak boleh dilakukan. Tidak ada penyelesaian dengan cara main hakim sendiri. Makanya hukum kami tegakkan, akan kami hadapkan para pelanggarnya dengan hukum."

Guna mencegah aksi anarkis berikutnya, Tito sudah memerintahkan Brimob bersenjata lengkap untuk berjaga di seputar kawasan Monas. Selain itu, pihaknya juga tengah mencari aktor intelektual lain kasus penyerangan tersebut. Polisi juga mengusut dugaan jual-beli lapak di sana.

(mus)