Krisis Air Bersih Mengancam Jakarta
Jumat, 19 Juni 2015 - 14:20 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Dalam beberapa tahun ke depan, Ibu Kota Jakarta harus bersiap menghadapi dampak buruk semakin berkurangnya sumber air. Jakarta harus bersiap menghadapi krisis air bersih.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan, krisis air bersih bisa melanda di musim-musim tertentu, terutama di musim kemarau tahunan.
Namun, menurut Djarot, Pemprov DKI sejak jauh-jauh hari telah memikirkan penangkal dari ancaman krisis air bersih itu.
Menurut Djarot, hanya ada dua cara mengatasi krisis air bersih di Jakarta, yakni pembangunan waduk penampung air dan pengolahan air bersih. Sayangnya, kata Djarot, Pemprov DKI tidak bisa membangun dan mengolah kedua infrastruktur itu sendirian. Pemprov DKI membutuhkan kerja sama dengan swasta.
"Sebagai solusi mengatasi krisis air bersih, Djarot mencetuskan pola kerjasama dengan swasta," kata Djarot, Jumat 19 Juni 2015.
Djarot menjelaskan, sudah saatnya bagi Jakarta untuk dapat mengolah sendiri air waduk yang dapat dijadikan sumber air bersih, tanpa melulu harus mengandalkan pihak penyedia air seperti Palyja, Aetra atau PAM.
“Ini saatnya kita kelola air kita sendiri, jangan mengandalkan orang lain terus,” papar Djarot.
Selain itu, rencana penyediaan pasokan air bersih yang berasal dari waduk tersebut dilakukan Pemprov DKI karena dirasa bahwa kebutuhan masyarakat DKI belum dapat semuanya terpenuhi jika hanya mengandalkan PAM atau pihak penyedia air lainnya.
“Masih belum bisa ya memenuhi kebutuhan warga,” kata Djarot. (one)
Baca Juga :
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan, krisis air bersih bisa melanda di musim-musim tertentu, terutama di musim kemarau tahunan.
Menurut Djarot, hanya ada dua cara mengatasi krisis air bersih di Jakarta, yakni pembangunan waduk penampung air dan pengolahan air bersih. Sayangnya, kata Djarot, Pemprov DKI tidak bisa membangun dan mengolah kedua infrastruktur itu sendirian. Pemprov DKI membutuhkan kerja sama dengan swasta.
"Sebagai solusi mengatasi krisis air bersih, Djarot mencetuskan pola kerjasama dengan swasta," kata Djarot, Jumat 19 Juni 2015.
Djarot menjelaskan, sudah saatnya bagi Jakarta untuk dapat mengolah sendiri air waduk yang dapat dijadikan sumber air bersih, tanpa melulu harus mengandalkan pihak penyedia air seperti Palyja, Aetra atau PAM.
“Ini saatnya kita kelola air kita sendiri, jangan mengandalkan orang lain terus,” papar Djarot.
Selain itu, rencana penyediaan pasokan air bersih yang berasal dari waduk tersebut dilakukan Pemprov DKI karena dirasa bahwa kebutuhan masyarakat DKI belum dapat semuanya terpenuhi jika hanya mengandalkan PAM atau pihak penyedia air lainnya.
“Masih belum bisa ya memenuhi kebutuhan warga,” kata Djarot. (one)