Nasib Muncikari Penjaja Artis, Jual Lemari untuk Makan

Mucikari Artis AA Ditangkap Terkait Prostitusi Kelas Kakap
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Sungguh tak disangka, tiga tahun menggeluti bisnis haram prostitusi kelas kakap dengan tarif ratusan juta, muncikari RA masih saja berstatus pria lajang miskin.

Tak hanya memiliki utang segudang, nasib muncikari yang mendadak terkenal karena menjajakan artis-artis kepada pria hidung belang itu kini begitu tragis, RA tak lagi memiliki uang untuk membeli makan.

Bahkan, RA terpaksa menjual lemari yang menjadi satu-satunya harta miliknya tersisa agar bisa membeli makanan selama mendekam di ruang tahanan Polres Jakarta Selatan.

"Kemarin dia jual bufet, karena memang tidak punya. Belum lagi listrik di kontrakannya diputus karena menunggak ," kata kuasa hukum RA, Pieter Ell saat berbincang dengan VIVA.co.id, Jumat 5 Juni 2015.

Apa yang diungkapkan Pieter itu sungguh berbanding terbalik dengan apa yang pernah dikatakan Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat sehari usai penangkapan RA awal Mei 2015 lalu.

Saat itu, Wahyu Hadiningrat memaparkan, RA mendapat fee sebesar 30 persen dari nilai transaksi seksual wanita-wanita koleksinya.

Fee sebesar itu bukan nilai yang kecil, karena dalam penyelidikan, terungkap RA memasang tarif dari Rp80 juta hingga Rp200 juta untuk satu kali transaksi kencan dengan artis koleksinya.

"Ini fakta, jika benar klien saya menerima uang sebesar itu, mungkin nasibnya tidak seperti sekarang," ujar Pieter.

Sebelumnya, Pieter sempat menyebut seorang pria bernama Adel sebagai otak dari prostitusi kelas kakap itu.

Selanjutnya... Nama Baru Jaringan Penjaja Seks Artis...

***

Nama Baru Jaringan Penjaja Seks Artis

Pieters Ell, meminta semua pihak yang terlibat dalam kasus prostitusi kelas kakap melibatkan para artis agar diperiksa penyidik Polres Jakarta Selatan.

"Jadi saya minta penyidik, RA dipertemukan dengan TM, dikonfrontir antara RA dan TM, jadi bisa ketahuan siapa tipu siapa," ujar Pieters Ell.

Pieters mengatakan, dalam kasus ini, RA hanya berperan sebagai penghubung antara wanita-wanita penjaja seks dengan pria penikmat seks.

"RA hanya sebagai jembatan, dia diminta oleh seseorang bernama Adel," jelas Pieters.

Saat ditanya siapakah Adel tersebut, Pieters mengatakan bahwa Adel adalah temannya RA.

"Jadi ini bukan inisiatif RA, Adel ini temennya RA. Adel mendatangi RA untuk minta bantu untuk dicarikan target," tambah Pieters.

Selanjutnya... RA Doyan Ngutang...


***

RA Doyan Ngutang

Nama RA begitu sangat terkenal sejak ia ditangkap bersama artis AA. Tak hanya di ibu kota Jakarta. Bahkan, di pelosok nusantara inisial AA bak sebuah fenomena langka yang mencuat di tengah maraknya praktik prostitusi.

Mungkin, sebagian besar masyarakat mengira, sebagai mucikari kelas atas, RA selama ini menjalani hidup bahagia dalam harta yang melimpah dari hasil menjajakan tubuh-tubuh seksi 200 wanita koleksinya.

Namun, semua itu bertolak belakang dari kenyataannya. Ternyata selama ini, RA hanya hidup sebagai pemuda ramah yang 'doyan' ngutang.

Selama menghuni Rusun Petamburan, mungkin sudah tak terhitung lagi sudah berapa banyak penghuni dan juga pedagang di rusun itu yang merelakan makanan, jasa dan uang mereka dipinjam RA.

"Dia doyan ngutang, sama tukang ojek ngutang, makan ngutang, sama laundry ngutang, masa iya dia banyak duit seperti yang diberitakan?" ujar Yakub, Ketua RW 11 Rusun Petamburan.

Memang, tak semua orang bakal menyangka bahwa kehidupan RA seperti yang diceritakan Yakub.

Karena, dalam pemeriksaan penyidik Polres Jakarta Selatan, RA diketahui mendapatkan fee sebesar 30 persen dari setiap nilai transaksi seks para wanita koleksinya.

"Tarif untuk satu kali transaksi short time Rp.80 juta hingga Rp.200 juta," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat sehari pasca tertangkapnya RA.